Uki Media Network
Headlines News :
'

SUSAH SENANG BERSAMA INTERNET

Written By Unknown on Tuesday, April 29, 2014 | 9:25 PM



Bagi seorang mahasiswa, internet merupakan teman setia yang selalu memahami dan menemani dalam kondisi apapun. Internet telah menjadi bagian dalam kehidupan saya. Tak banyak yang bisa dilakukan tanpa koneksi internet. Dengan internet saya merasa lebih mudah menjangkau segala sesuatu. Internet telah memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan.

Di zaman yang terus – menerus menuntut perubahan dengan begitu cepatnya, kehadiran internet menjadi solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Saya meyakini bahwa internet menjadi corong kemajuan peradaban umat manusia. Koneksi internet memungkinkan berbagai negara di dunia dapat mengejar ketertinggalan karena dengan internet akses terhadap perubahan menjadi lebih gampang.

Menggunakan fasilitas internet berarti kita membuka diri untuk dunia luas. Internet tidak memberikan batasan kepada siapapun untuk mengenal dunia luar. Dengan internet, proses pertukaran informasi menjadi lebih gampang. Kita dapat mencari informasi apapun yang kita butuhkan. Aktivitas mencari teman pun dipermudah. Hanya dengan memanfaatkan situs penyelenggara komunikasi sosial dunia seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, WeChat, dan lain sebagainya kita bisa mendapatkan ribuan teman dalam hitungan menit.

Itulah mengapa selama ini internet telah menjadi bagian dalam kehidupan saya. Saya tidak perlu menggunakan banyak waktu untuk mengirim surat hanya sekedar memberikan informasi kepada sahabat, keluarga, dan rekan bisnis. Cukup melalui e-mail, surat atau informasi yang saya kirim dapat diterima dalam hitungan detik ke alamat yang dituju. Tak perlu menunggu waktu barhari – hari atau berminggu – minggu. Internet telah membuat saya mengejar ketertinggalan dan pastinya tidak ketinggalan.

Sehari Tanpa Internet

Entah apa jadinya jika setiap sehari saya jalani tanpa koneksi internet. Seharipun rasanya tak mampu. Karena akses informasi merupakan bagian terpenting dalam kehidupan saya. Koneksi internet telah menjadi kebutuhan layaknya kebutuhan pokok yang harus terpenuhi setiap saat. Rasa lapar menjadi hilang manakala telah asyik berkomunikasi dengan teman lama ketika bertemu di jejaring sosial bahkan rela tidur hingga larut malam hanya untuk menngakses informasi terbaru seputar perkembangan dunia.

Sungguh, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila selalu mempunyai koneksi internet. Salah satunya ketika mengerjakan tugas kuliah. Saya menjadi lebih terbantu dan dipermudah tanpa harus mencari buku ke perpustakaan kampus. Melalui internet saya dapat mengakses buku – buku yang menjadi referensi untuk menyelesaikan tugas kuliah yang tersedia di perpustakaan online. Dengan begitu, tugas kuliah dapat diselesaikan dengan mudah, cepat, dan kaya akan referensi.

Selain itu, internet juga mempermudah saya mengakses berbagai informasi baik untuk kehidupan pribadi misalnya tentang gaya hidup, kesehatan, dan lain sebagainya maupun informasi seputar pekerjaan. Tak jarang tawaran pekerjaan kadang membuat saya terkaget ketika membuka e-mail. Apalagi ada teman baru yang mengirim e-mail dengan tujuan kerjasama bisnis. Hati kecil saya mengatakan: “Begitu mudahnya menjalani hidup ini ketika saya bisa berselancar di dunia maya.”

Sebagai mahasiswa perantau, tinggal di Ibukota memang mengisyaratkan kemudahan. Mudah dalam arti mengakses segala sesuatu melalui internet. Koneksi internet tersedia dimana – mana. Namun keadaan mulai terasa sulit ketika pulang liburan. Hidup di perkampungan yang jauh dari perkotaan. Akses internet yang cukup sulit memang benar – benar hidup terasa stagnan.

Desa Emang Lestari adalah salah satu perkampungan yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tepatnya di ujung selatan pulau Sumbawa. Mengisi liburan dengan mengunjungi tanah kelahiran seolah – olah memberikan pesan tersirat. Begitu jauhnya ketertinggalan informasi dan akses perkembangan dunia antara perkampungan dan perkotaan. Tinggal di kota – kota besar menyajikan beragam informasi dengan akses yang begitu mudah dan cepat sementara tinggal di perkampungan perlu usaha luar biasa untuk mendapatkan informasi terkini. Program Indonesia Genggam Internet cukup menarik untuk digalakkan agar seluruh penduduk Nusantara dapat menikmati internet bukan hanya di perkotaan tapi juga di pedesaan.

Jelajah Dunia Dengan Internet

Keinginan untuk mengetahui belahan dunia tidak perlu menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan uang. Melalui internet saya dapat menjelajah dunia. Hanya dalam waktu hitungan detik saya dapat melihat dan mengetahui perkembangan negara – negara di dunia. Sumbangsih pemikiran umat manusia dalam menciptakan teknologi yang mampu menghasilkan akses internet memang harus diapresiasi. Salah satunya dengan menggunakan fasilitas internet untuk hal – hal yang positif dan bermanfaat.

Ada yang paling menarik ketika menjelajah dunia melalui internet. Internet tidak pernah mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor – faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran informasi. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

Manfaat internet kian terasa dikala keinginan untuk menjelajah dunia melalui dunia maya terpenuhi. Komunikasi antar penduduk dunia semakin dipermudah tanpa harus saling mengunjungi. Kadangkala seseorang telah lebih dahulu mempunyai teman sebelum mengunjungi negara atau daerah yang ingin dituju. Meskipun kenalnya hanya lewat internet namun tidak mengurangi dan membatasi kedekatan dalam berkomunikasi.

Itulah yang saya lakukan ketika pertama kali merantau. Saya mencari teman sebanyak – banyaknya melalui jejaring sosial yang dimiliki. Dengan begitu, saya bisa menanyakan informasi seputar daerah yang ingin dituju. Misalnya tempat wisata, kuliner, transportasi, dan tempat tinggal yang nyaman sehingga saya dapat menyiapkan segala sesuatunya dan lebih dini dapat menghindari kemungkinan – kemungkinan resiko yang akan dihadapi.

Internet memang sangat membantu di setiap perjalanan saya. Saya tidak perlu khawatir untuk mengunjungi daerah – daerah yang sebelumnya tidak pernah dikunjungi. Apalagi hendak mengunjungi sebuah negara, meskipun keinginan untuk mengunjungi beberapa negara di dunia belum terpenuhi namun saya merasa puas karena telah lebih dahulu mengatahuinya melalui internet. Akses internet sudah seharusnya dinikmati oleh seluruh penduduk negeri agar dapat memberikan kemudahan di setiap aktivitasnya.

Indonesia Genggam Internet

Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, program Genggam Internet dari Telkomsel dengan tujuan untuk membantu mengatasi Buta Internet di Indonesia merupakan program yang sangat menarik. Internet memang perlu diperkenalkan dan diajarkan kepada penduduk Nusantara terutama yang berada di wilayah pedesaan atau perkampungan.

Akses internet adalah hak setiap warga negara. Membantu sesama merupakan perbuatan yang sangat mulia. Memperkenalkan dan mengajarkan internet kepada setiap warga negara yang buta akan internet harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Karena kita semua adalah sekeluarga. Satu bahasa dan satu bangsa. Penduduk Indonesia. Berbagi terhadap sesama merupakan bukti cinta terhadap negeri.

Sampai saat ini, akses internet tidak sepenuhnya dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia. Sebagai orang yang familiar dengan internet, kita semestinya memberikan dukungan terhadap program tersebut. Pastikan dirimu menjadi bagian dari program Indonesia Genggam Internet. Anda peduli??? Ayooo…Berkontribusi untuk negeri!. Mari berantas Buta Internet di Indonesia bersama Telkomsel (http://telkomsel.com/genggam-internet).

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN UMMAT

Written By Unknown on Sunday, December 8, 2013 | 10:11 PM

Berbahagialah kaum muslimin yang memiliki anjuran untuk berhijrah dari Allah SWT yang bermakna luas. Dalam kitab Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an, Ibnu katsir memakai hijrah bahwa manusia itu harus segera kembali kepada (menaati) Allah. Ini artinya, hijrah secara maknawi adalah berbuat kebaikan kepada sesama atau meninggalkan sesuatu yang dilarang dalam konteks luas. 

Kita melihat negeri kita yang begitu subur membentang dari Sabang sampai Marauke namun masih jauh dari kemakmuran. Meskipun berlimpah sumber daya alam, namun hasilnya belum bisa membuat rakyatnya hidup sejahtera. Sebagian dari pemimpin negeri ini justru asyik memperkaya diri meskipun sebagian pemimpin lain berupaya bekerja keras agar bangsa ini bisa hidup layak dengan kepala tegak. Sungguh ironis, namun inilah sebuah fakta yang tiap hari kita saksikan. 

Padahal negeri ini berpenduduk mayoritas muslim yang Nabinya telah mengajarkan tentang prinsip ekonomi dan hubungan sosial antarsesama muslim. Dalam Islam-lah dianjurkan bahwa seorang muslim harus lebih baik dari hari ke hari. Dicontohkan pula oleh para sahabat r.a. yang menekankan pentingnya seseorang muslim memiliki etos kerja yang tinggi guna untuk meraih kesejahteraan. Tidak ada sedikit ruang pun yang tidak tersentuh oleh nilai – nilai Islam yang juga berlaku secara universal dalam awal masa hijrah tersebut. Sebuah pondasi yang disampaikan ketika Rasulullah saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah. 

Berkaitan dengan hal tersebut, ada sebuah hadits dari Rasulullah saw.,”Orang yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan utangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebualn lamanya. Barang siapa berjalan bersama salah seorang saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya sampai selesai, maka Allah akan meneguhkan tapak kakinya pada hari ketika semua tapak kaki tergelincir. Sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amal sebagaimana cuka yang merusak madu.” (HR. Ibnu Abid-Dunya dengan sanad hasan).

Ingatlah ketika kaum Muhajirin yang tiba di Madinah, mereka justru disambut dengan tangan terbuka oleh kaum Anshar yang menawarkan segala keperluan bagi kaum Muhajirin. Kaum Muhajirin justru menolak tawaran mulia tersebut dengan sopan. Mereka ingin berusaha sendiri dengan tangannya. Di satu sisi, kaum Anshar ingin membantu kesulitan saudaranya, sedangkan kaum pendatang, memiliki kemuliaan dan motivasi yang kuat untuk hidup mandiri. Begitulah kekuatan iman dan mental para sahabat yang telah dibina Nabi saw. selama 13 tahun yang begitu mulia menyikapi hidupnya. 

Bangsa Indonesia bisa merunut kepada kisah yang terjadi di awal tahun hijriah tersebut. Bagaimana Islam mengajarkan ummatnya agar saling membantu dan bermanfaat untuk sesama. Kaum muslimin ketika itu saling membantu agar saudaranya dapat menikmati makanan dan tempat tinggal yang layak. 

Lihatlah potret bangsa ini yang telah maju pesat dengan teknologi, namun di sisi lain banyak di sebagian penjuru negeri ini masih berkubang kelaparan. Menurut data BPS tahun 2013, penduduk miskin dan rawan pangan negeri ini masih sekitar 12%, sekitar 29 juta orang yang masih sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dasarnya yakni pangan. Padahal, potensi negeri ini begitu besar. Negara terbesar ke-2 di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati ini memiliki jenis bahan pangan yang sangat banyak. 

Karena itu sangat disayangkan apabila bangsa ini justru menjadi pengimpor beras terbesar no. 3 di dunia, pengimpor gandum terbesar ke-2 di dunia. Dua komoditas yang sebenarnya bisa diganti dengan bahan pangan lain. Khusus beras, bahan pangan itulah yang menurut survei BPS 2013, masuk dalam daftar komoditas yang memberi pengaruh besar pada kenaikan garis kemiskinan. 

Kedaulatan dan Kemandirian Pangan 

Sejak sekarang, bangsa ini harus memiliki komitmen yang kuat berdaulat dan mandiri untuk hal yang paling esensi yakni ketahanan pangan. Bila bangsa ini sudah berdaulat dan mandiri, bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat. Seperti yang pernah diucapkan Bung Karno puluhan tahun silam, “Bila ketahanan pangan suatu bangsa dapat terjaga dengan baik, niscaya kedaulatan negara tersebut akan terpenuhi. Namun sebaliknya, bila ketahanan pangan diabaikan, tentu bangsa ini akan menjadi bangsa yang lemah.” 

Sesuai dengan cerita yang diperlihatkan Rasul dan para sahabat di atas, kaum muslimin di Indonesia juga harus hidup mandiri, bukan menjadi negeri pengimpor bahan pangan dalam jumlah yang besar. Apalah jadinya jika setiap kebutuhan pangan untuk bangsa ini harus diselesaikan dengan impor. 

Kita harus memberdayakan para petani di seluruh negeri untuk menyediakan aneka bahan pangan lokal guna memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Ketahana dan kemandirian pangan itu memberi pengertian bahwa kita juga harus mengubah pola pikir (mindset) bahwa makan pokok itu tidak harus nasi dari padi. Indonesia yang beragam budaya dan pola makan pun jangan lantas ikut-ikutan untuk hanya mengonsumsi satu jenis makanan pokok saja. Negeri ini memiliki puluhan jenis bahan pangan yang bisa dikonsumsi sebagai makanan pokok. Ini yang harus dipahami oleh bangsa kita agar kita memiliki kedaulatan dan kemandirian dalam hal pangan. Bukankah para sahabat terdahulu pun memiliki kedaulatan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Para sahabat adalah contoh terbaik yang telah memberikan teladan untuk hidup mandiri bagi kita. 

Kedaulatan yang sejalan dengan Islam telah diterapkan juga oleh beberapa negara dunia. Setiap bangsa bisa menentukan kebijakan pangannya sendiri, negara menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya, dan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. 

Sedangkan makna implementasi kemandirian pangan adalah kemampuan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam, kebutuhan pangan warga terpenuhi, terakhir kita bisa memanfaatkan sumber daya alam, manusia, sosial-ekonomi, dan kearifan lokal secara bijak dan bermartabat. 

Inilah yang harus difahami oleh kaum muslimin di Indonesia. Kita tidak boleh bergantung apalagi meminta kepada negara lain. Petani – petani kita harus bisa menyediakan komoditas bahan pangan yang beraneka ragam tersebut sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang sehat, mandiri, dan berdaulat. Dengan mengamalkan pesan Rasulullah saw.,”Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.” Sesungguhnya bisa sejalan dengan penerapannya bagi bangsa ini. 

Hubungan persaudaraan (muta’akhi) antara petani dan masyarakat kota bisa terjalin dengan baik. Akan tercipta perputaran ekonomi yang besar bila potensi keanekaragaman pangan lokal yang dihasilkan petani bisa diserap oleh seluruh komponen bangsa ini. Bahkan, bangsa Indonesia dapat berperan aktif untuk membuat perubahan bagi kondisi kelaparan dunia, dengan turut memberi makan dunia dalam upaya membantu 842 juta orang di dunia atau 12 persen dari total penduduk dunia yang masih hidup dalam kelaparan. 

Momentum hijriah adalah sebuah tonggak dimulainya sebuah perubahan. Perubahan pandangan (mindset) guna mewujudkan kesejahteraan ummat harus dimulai dari sekarang agar bangsa ini bisa hidup maju, sejahtera, dan bermartabat bila kita menerapkan pesan Rasulullah saw. di atas. Wallahu’alam bisshawab. (Walikota Depok - Tokoh Diversifikasi Pangan Nasional).

SEMANGAT DAKWAH SEMANGAT MEMELIHARA UKHUWAH

Written By Unknown on Friday, November 29, 2013 | 2:09 AM

Tulisan ini dapat dibaca di situs Dakwatuna.Com
http://www.dakwatuna.com/2013/11/16/42253/semangat-dakwah-semangat-memelihara-ukhuwah/#axzz2n0wgj0um



Alangkah bahagianya orang – orang yang telah diberikan keteguhan hati oleh Allah SWT untuk senantiasa meningkatkan dan mempertahankan keimanannya. Keimanan yang akan senantiasa mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya. Keimanan yang akan mengantarkannya menuju kemenangan yang hakiki bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Iman ibarat harta karun yang tak ternilai harganya. Hanya sedikit orang yang dapat memiliki dan menikmatinya. Itulah keagungan Sang Maha Pencipta, memberikan karunia – Nya kepada siapa saja yang mau menggerakkan hatinya untuk selalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan – Nya.
Buah dari keimanan menjadikan seseorang teguh terhadap prinsip dan pendiriannya meskipun dilecehkan, dihina bahkan dikucilkan. Ketenangan batin menjadi puncak dari kenikmatan dan kebahagiaannya. Keimananlah yang membuatnya mantap dalam bergerak dan menatap masa depannya dengan optimistis. Hatinya selalu tergerak untuk menyampaikan apa yang dirasakan agar kebahagiaannya dapat dinikmati oleh orang – orang ada di sekelilingnya. Itulah sikap para penyeru dakwah yang tak pernah mengenal lelah, energi dan pikirannya terkuras untuk memecahkan masalah yang ada di hadapannya serta hari – harinya dilaui dengan penuh makna.
Hapir tak sehari pun terlewati hanya untuk bermesraan dengan kemewahan dunia. Kemewahan dunia baginya hanyalah perangkap yang akan mengelabui ke dalam jurang kehancuran. Langkah kakinya diayunkan dengan penuh kehati – hatian. Setiap keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan telah melalui perencanaan yang matang. Pikirannya jernih dan hatinya bersinar karena selalu dipupuk dengan nilai – nilai ibadah sehingga mendapatkan kemuliaan dari Rabbnya. Tak ada yang dapat menghalangi ketika niat sucinya telah timbul di dalam kalbunya. Menyerukan ayat – ayat Allah adalah sebuah kewajiban manakala orang – orang di sekelilingnya telah terpedaya oleh rayuan kenikmatan dan keindahan dunia. Dakwah baginya menjadi pekerjaan paling mulia ditengah milyaran penduduk bumi yang terjebak bujukan virus materialisme. Meneladani Rasulullah SAW adalah jalan yang ditempuh untuk meraih syafaatnya dan alqur’an menjadi petunjuk hidupnya menuju Allah SWT.
Menjadi hamba yang tergerak hatinya untuk menyerukan ayat – ayat Allah SWT merupakan keunggulan tersendiri untuk orang – orang yang memiliki keimanan. Baginya hidup tak hanya sekedar shaleh, hidup tak cukup hanya dengan menikmati kelezatan ibadah kepada – Nya namun orang – orang di sekelilingnya merana membutuhkan sentuhan dan siraman nilai – nilai spiritual. Menjadikan orang lain shaleh itulah visi hidupnya sehingga mendapatkan predikat musleh. Sifat – sifat kemuliaan tersemai dalam dirinya, prilakunya menbuat orang – orang terkagum dan mampu menginspirasi siapa saja yang bersua dengannya. Itulah sejatinya seorang penyeru dakwah, memiliki beberapa keunikan menjadikannya mutiara di tengah hamparan pasir yang menyelimuti bumi ini.      
                 
1.    Menyenangkan hati saudaranya
Tampil sebagai aktivis atau penyeru dakwah memang tidaklah mudah, hanya orang – orang yang bersabarlah yang dapat bertahan dari sekelumit permasalahan yang dihadapi. Dakwah tak sekedar menyampaikan, melainkan butuh kecerdasan untuk melihat dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Pada prinsipnya seorang penyeru dakwah selalu berusaha untuk menyenangkan hati saudaranya bukan sebaliknya.
Salam menjadi senjata utamanya, kelembutan tutur sapa selalu menghiasi ucapannya dan senyum tulus menjadi kenang – kenangan terindah untuk saudaranya. Penyeru dakwah sejati tak pernah membedakan kelompok atau golongan manapun. Semua itu menjadi mitranya dalam menyampaikan keagungan ayat – ayat Allah dan sunnah Rasulllah SAW. Memberikan hadiah merupakan bentuk kasih sayang terhadap saudaranya sehingga mempu merangkul berbagai karakter yang ditemui dalam kehidupannya.
  
2.    Merindukan saudaranya
Keunikan seorang aktivis atau penyeru dakwah adalah selalu risau manakala tak melihat saudaranya berada di dalam lingkaran orbit yang telah digariskan oleh Allah SWT. Kerinduan akan kebersamaan menjalankan misi sebagai khalifah di muka bumi menjadikannya kukuh dalam berbagai hal sehingga tidak pernah mengabaikan peran saudaranya. Saudara baginya adalah bagian tubuh yang harus dijaga agar dapat memberikan kekuatan pada bagian yang lainnya.
Kemenangan tak akan tercapai manakala kesibukan dalam menjalankan aktivitas dakwah membuatnya tidak mengindahkan orang – orang yang ada di dekatnya. Itulah yang menjadi alasan utama mengapa seorang aktivis dakwah sejati selalu berusaha untuk menghadirkan atau mengikutsertakan saudaranya dalam lingkaran kebaikan. Tak pernah rela melihat saudaranya digerogoti virus materialisme atau virus hedonisme.
                
3.    Meringankan beban saudaranya
Disadari ataupun tidak, manusia yang hidup di dunia ini tak pernah bebas dari masalah. Masalahlah yang akan membuat manusia menjadi berkualitas namun pada kenyataannya tak sedikit ditemukan manusia yang menyerah begitu saja dengan masalah yang dihadapinya. Disitulah tampil penyeru dakwah untuk memberikan solusi dan keyakin bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap orang tak seberat apa yang dibayangkan.
Masalah bagi penyeru dakwah hanyalah ujian dari Sang Maha Pencipta untuk melihat siapa yang benar – benar percaya bahwa Allah SWT tidak pernah memberikan ujian di luar kemampuan hamba – Nya. Seorang penyeru dakwah selalu memberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang dihadapi saudaranya. Tak menginginkan saudaranya terperangkap dalam masalah yang dihadapi sehingga menghambat dan menghalanginya untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta.

4.    Mendo’akan saudaranya
Sudah menjadi budaya bagi seorang penyeru dakwah disetiap ibadah yang dilakukan selalu disertai dengan do’a untuk saudaranya. Do’a baginya senjata paling ampuh jika ingin menyatukan umat manusia. Di setiap sholat dan tahajjutnya tak pernah melalaikan permohonan kepada Sang Maha Pencipta untuk saudaranya agar diberikan perlindungan dan penerangan dalam menjalani kehidupan.
Apa yang dilakukan semata – mata ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT. Tak pernah mengharapkan belas kasihan dari orang – orang yang ada di sekelilingnya karena hanya Allah yang menjadi tujuannya, Allah lah tempatnya mengharapkan segala sesuatu sebagai pencipta dan pemilik alam semesta. Mendoakan saudara itulah kebiasaan Rasulullah SAW sehingga memperoleh kemenangan dalam dakwahnya.

5.    Mengutamakan saudaranya
Inilah keunikan luar biasa yang dimiliki oleh penyeru dakwah sejati. Mengutamakan kepentingan saudaranya diatas kepentingan dirinya sendiri. Meskipun apa yang dimiliki sangat dibutuhkan namun ketika melihat saudaranya lebih membutuhkan maka takkan segan – segan untuk mengutamakan dan memberikan kepada saudaranya. Baginya, hidup adalah untuk berbagi. Letak kebahagiaannya terdapat pada kesenangan saudaranya.
Sifat inilah yang selalu dipupuk agar dapat mempermudahnya dalam menyerukan ayat – ayat Allah dan mengamalkan sunnah rasulnya, sehingga dakwanya mudah diterima dikalangan atau kelompok manapun. Kehadirannya sengat dirindukan, kata – katanya selalu membekas dan memberikan makna akhirnya menjadi tauladan bagi setiap orang yang berjumpa dengannya.
Semoga lima keunikan tersebut dimiliki oleh para penyeru dakwah yang ada di muka bumi ini. Apa yang menjadi cita – cita besar dakwah untuk memenangkan islam dapat tercapai sehingga Islam menjadi agama rahmatan lil ’alamin. Tempat berkumpul dan menyatunya penduduk bumi ini dalam menjalankan ibadah kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Aamiin.  

PEMILU 2014 PERTARUNGAN MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI

Tulisan ini dapat dibaca di situs Detik.Com
http://news.detik.com/read/2013/11/29/143057/2427513/471/1/pemilu-2014-pertarungan-mempertahankan-eksistensi





Berbicang – bincang tentang demokrasi yang ada di negeri ini tak akan pernah ada habisnya. Bagaimanapun keadaannya, papan catur pentas perpolitikan nasional telah diletakkan. Tidak ada kata lain untuk para elit politik selain bergerak maju menghadapi lawan – lawan tangguh. Tujuannya hanya satu yaitu memperebutkan kursi kepresidenan yang selama dua periode berturut – turut telah dikuasai oleh petarung dari partai yang berlambang bintang mercy (kejora). Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 adalah momentum yang dinanti – nantikan. Sebanyak duabelas partai politik peserta pemilu nasional dan tiga lainnya adalah partai politik lokal siap bertanding. Pesta demokrasi lima tahunan tersebut akan menjadi penentu siapa yang akan memimpin Indonesia selanjutnya.
Saat pion – pion mulai digerakan langkah demi langkah, saat itu pula lawan siap menerkam. Hanya yang mempunyai siasat jitu yang akan mampu menyelamatkan rajanya hingga ke pucuk kekuasaan. Berbagai cara dan strategi dilakukan agar dapat mengamankan posisi sang raja, tak sedikit pasukan pun harus dikorbankan karena hampir semua raja – raja yang dilidungi telah dicoleki entah oleh pion, kuda, ataupun benteng. Eksistensi raja yang berkuasa pun terancam. Penonton hanya bisa terpukau penuh perhatian melihat dan mendengarkan komentator yang pasih dalam menganalisis langkah mengejutkan yang diambil oleh para pemain. Tak sedikit komentator yang mengatasnamakan dirinya sebagai pengamat harus berpura – pura karena telah berpihak kepada salah satu pemain demi sebuah reputasi dan eksistensi.
Sadar ataupun tidak, kenyataan saat ini adalah perhatian elit telah tertuju pada upaya untuk mendapatkan dukungan para penonton, tak peduli atas sekelumit permasalahan yang dihadapi negerinya. Anehnya, penonton pun terpesona oleh tingkah para elit seolah – olah tindakan para elit adalah bentuk penyelamatan terhadap penderitaan bangsanya padahal ada misi tersembunyi dibalik tindakan tersebut. Tak heran jika banyak bermunculan wajah baru bak pahlawan yang menyuarakan suara perubahan atas dalih tanggug jawab melunasi janji kemerdekaan. Pantaslah jika sebagian penonton acuh tak acuh terhadap pentas perpolitikan nasional karena sangat sulit ditebak siapa yang benar – benar maju atas dasar kepedulian terhadap bangsanya.   
 Itulah keunikan dari negeri ini. Sebagai negara yang menjalankan sistem demokrasi, bangsa yang dihuni oleh 250 juta jiwa ini sebentar lagi akan melaksanakan amanat Konstitusi UUD 1945 untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Banyak kalangan mempunyai ekspektasi agar pemilu 2014 dapat berjalan dengan jujur dan adil serta sukses dan aman terlaksana. Harapan untuk memilih pemimpin baru yang mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik adalah impian setiap anak negeri. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab tentunya harus memberikan sekecil apapun kontibusi untuk pemilu yang akan terlaksana. Peran pengawasan sangat dibutuhkan. Pengawalan dan pengawasan terhadapa tiga aspek tidak boleh diababaikan agar apa yang menjadi cita – cita dari konstitusi terlaksana secara optimal.  

1.      Pengawasan Terhadap Partai Politik

Kegagalan partai dalam memberikan pendidikan politik untuk setiap rakyat menjadi masalah tersendiri menjelang pemilu 2014. Partai politik seharusnya lebih mengutamakan pembinaan terhadap rakyat tentang bagaimana berdemokrasi agar rakyat tercerahkan sehingga dapat mengambil peran dalam menentukan pilihannya. Ketidakpercayaan terhadap partai politik akan berdampak pada rendahnya partisipasi rakyat menjelang pemilu 2014.

Banyaknya kader partai yang terlibat kasus korupsi juga menjadi alasan mengapa publik tidak percaya terhadap partai. Partai seolah – olah menjadi lumbung koruptor. Harapan rakyat telah ternodai oleh para elit partai yang tidak mampu memenuhi janji politiknya. Korupsi telah menjadi ancaman bagi partai politik untuk dapat mengembalikan harapan dan kepercayaan publik.

Untuk memperoleh kemenangan pemilu 2014 sangat mungkin partai politik menggunakan cara – cara picik untuk menjatuhkan lawannya. Black campaign dan money politik akan menjadi senjata utama untuk meraup suara terbanyak. Inilah yang harus dikawal oleh setiap warga negara Indonesia baik anggota maupun non anggota partai. Keberhasilan pemilu 2014 akan memberikan angin segar bagi Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia.

Perkembangan demokrasi Indonesia cukup disegani di ranah global. Indonesia sebagai negara yang mayoritas berpenduduk Islam akan menjadi lokomotif dalam memainkan peran sebagai sentral perpolitikan di Asia Tenggara. Situasi kekinian perpolitikan Indonesia yang sangat sensitif akan mengancam penyelenggaraan pemilu 2014. Dukungan fanatik terhadap salah satu partai dan adanya rencana koalisi partai Islamis sangat mungkin mengundang konflik baik vertikal maupun horizontal. Dalam hal ini peran masyarakat dalam menjaga situasi politik dan menciptakan suasana politik yang aman dan kondusif sangat dibutuhkan.

2.      Pengawasan Terhadap Calon Legislatif

Adanya kebijakan partai yang membuka rekrutmen besar – besaran untuk calon anggota legislatif menunjukkan bahwa partai telah gagal melakukan kaderisasi kepemimpinan. Popularitas beberapa kalangan seperti artis, seniman, olahragawan bahkan mentri pun dimanfaatkan oleh partai politik untuk meraup suara yang sebesar – besarnya pada pemilu 2014. Apalagi banyak kader partai yang dicalonkan kembali menjadi anggota DPR baik pusat maupun daerah padahal kinerjanya sangat tidak memuaskan. Pencalonannya hanya karena bermodalkan uang sementara tidak mengerti apa itu Undang – Undang (UU). Motivasinya pun bermacam – macam, mulai dari yang hanya sekedar untuk mencoca – coba, hingga  ada yang bertujuan untuk mengalihkan profesi.

Aneh memang aneh, menjadi anggota legislatif tak hanya bermodalkan popularitas tapi dibutuhkan integritas. Salah memaknai peran legislatif akan berdampak pada buruknya peraturan perundang – undangan yang ada di negeri ini. Bagaimanapun parlemen bukan tempat untuk mencari pekerjaan melainkan tempat menyusun kebijakan yang pro rakyat bukan untuk kepentingan kelompok atau partai. Sejauh ini banyak yang beranggapan bahwa parlemen adalah lahan basah. Sangat fatal jika parlemen dijadikan sebagai ladang korupsi. Parlemen bukan tempat untuk mereka benmental serakah. Cukuplah parlemen dikotori oleh para penghianat yang terlajur dipilih karena janji manisnya. Rakyat tak butuh lagi calon – calon gadungan apalagi hanya sebagai pelengkap administrasi partai.
Parlemen 2014 adalah tempat untuk orang – orang yang peduli dan bersih. Peduli untuk menyuarakan kepentingan rakyat dan bersih dari indikasi korupsi. Sebagai warga negara yang melek politik sudah seharusnya mengawal dan mengawasi para calon legislatif. Membongkar kebusukan para calon sangat mungkin jika menginginkan parlemen yang lebih baik. Melaporkan jika terdapat calon – calon yang bermasalah dan melakukan pelanggaran terhadap kode etik pun menjadi solusi untuk DPR bersih. Saatnya setiap elemen bangsa untuk tidak membisukan diri ketika menyaksikan calon – calon legislatif yang mencoba mengakali dan mengotori kesucian demokrasi di tanah air.         

3.      Pengawasan Terhadap Setiap Warga untuk Menentukan Hak Pilihnya

Peran setiap warga dalam menentukan pemimpin Indonesia selanjutnya sangat dibutuhkan. Siapa dan seperti apapun pemimpin yang terpilih 2014 nanti akan mencerminkan seperti itulah kondisi rakyatnya. Perilaku masyarakat dalam menyikapi pemilu 2014 memiliki beragam tipe. Secara umum setidaknya ada tiga tipe masyarakat dalam menyikapi pesta demokrasi yang akan datang.

Pertama, masyarakat yang siap menyukseskan penyelenggaraan pemilu tak peduli terhadap resiko yang akan dihadapi. Baginya memilih pemimpin menjadi keharusan bagi setiap warga yang mendiami negara yang menganut sistem demokrasi. Terlibat aktif dan memberikan peran sekecil apapun untuk kesuksesan pemilu menjadi tanggung jawabnya. Itulah tipe pertama, kemungkinan besar suaranya akan diperebutkan oleh partai peserta pemilu 2014.   

Kedua, masyarakat yang hanya berteriak untuk memberikan masukan dan kritikan tetapi tidak menentukan pilihan. Memilih pemimpin ataupun tidak sama saja. Tipe ini adalah korban dari pemilu sebelumnya yang telah memberikan kepercayaan kepada wakilnya namun dikhianati. Kekecewaan membuatnya acuh tak acuh untuk memilih pemimpin karena baginya semua politikus tidak ada bedanya. Tujuan politikus mencalonkan diri tiada lain hanya untuk kepentingan kelompok atau partainya. Inilah kelompok yang condong menjadi golongan putih (Golput). Namun jika partai politik mampu membujuknya maka dapat dipastikan akan mendongkrak suara partai pada pemilu yang akan datang.  
Ketiga, masyarakat yang memilih diam atau yang mengatasnamakan golongan putih (Golput). Diam bukan berarti netral melainkan memiliki ijtihat tersendiri bahwa terlibat dalam demokrasi adalah haram. Sampai saat ini belum ada solusi untuk tipe yang satu ini agar dapat memberikan suara dalam menentukan pemimpin Indonesia. Diperkirakan jumlah golongan putih untuk pemilu yang akan datang mengalami peningkatan. Tipe yang ketiga ini memiliki potensi suara yang cukup besar jika dibandingkan dengan tipe yang kedua. Haruskah pemerinta memberikan perlakuan khusus untuk tipe yang satu ini? Atau membiarkan diam menjadi penonton dalam pesta demokrasi Indonesia? Semuanya tidak bisa lepas dari tanggung jawab partai politik, karena partailah yang membutuhkan suara mereka.

Sebagai kesimpulan, Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 menjadi ruang untuk konsolidasi demokrasi. Penggunaan sistem yang baik akan menjadikan  penyelenggaraan pemilu yang lebih demokratis dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain selain meminimalisir potensi yang akan mengancam optimalisasi pelaksanaan pemilu dengan melibatkan semua elemen bangsa bukan hanya rakyat jelata tetapi juga elit politik harus memberikan contoh dan pendidikan politik yang baik dan tidak terjebak politik adu domba.

More on this category »

AGAMA

More on this category »

BUDAYA

More on this category »

SAINS

More on this category »

SEJARAH

POLITIK

 
Support : Uki Kifli | Bacalah | Bacalah
Copyright © 2011. Uki Media Network :: Berkembang Dalam Tantangan
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger