PEMUDA MASA KINI DI HARI SUMPAH PEMUDA

Alangkah beruntung dan bersyukurnya hidup di negara yang penuh dengan kekayaan. Negara yang menajdi pesona dunia dengan hamparan syurga dan permadaninya. Tak akan pernah kehabisan kata – kata untuk melukiskan keindahannya. Merupakan anugerah yang tak ternilai harganya telah diwariskan oleh para pendiri bangsa ini kepada para pemuda. Semangat kebangsaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta persatuan dalam mewujudkan indonesia yang dinaungi oleh satu visi, satu tekad, satu tujuan yang dibingkai dalam sebuah ikrar yang kita sebut Sumpah Pemuda. Itulah sejarah bangsa yang tidak boleh kita abaikan. Sejarah yang kaya akan nilai – nilai kebersamaan dalam membangun bangsa. Pemuda telah menjadi pelopor utama, mesin penggerak, dan kompas dalam meraih apa yang menjadi cita – cita besar bangsa ini yaitu Merdeka.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa apa yang telah dilakukan oleh para pemuda, pendiri bangsa ini mampu menggetarkan dunia. Semangat perjuangan yang tidak pernah kenal lelah, kobaran api yang selalu menyala – nyala dalam dirinya. Di dalam jiwanya tertancap sang merah putih. Pengorbanannya hanya dilakukan untuk kepentingan bangsa bukan golongan apalagi untuk pribadinya sehingga pantas namanya tetap harum semerbak bunga di taman. Kita mengenal Soekarno, Moh. Hatta, Jendral Sudirman, Pangeran Diponegoro, Muhammad Yamin dan sederetan nama lainnya telah mengisi daftar kepahlawanan bangsa ini. Itulah yang seharusnya kita tanamkan di dalam jiwa kita sebagai pewaris sejarah bangsa ini. Namun realita berkata lain, kondisi pemuda saat ini, jauh dari harapan para pejuang kemerdekaan. Mereka telah menutup mata dengan senyuman bahagia karena berhasil meninggalkan bangsa ini lepas dari tangan penjajah namun arwahnya akan senantiasa menangis melihat para pemuda yang digerogoti oleh virus – virus materialisme dan westernisasi yang akan meruntuhkan semangat para pemuda dari nilai – nilai sejarah yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Sifat dan sikap para pemuda bangsa yang cendrung apatis menbuatrnya selalu pesimis menatap masa depan bangsanya. Tidak berinisiatif untuk mengambil peran menjadi garda terdepan dalam meperjuangkan hak – hak bangsanya.

Setidaknya ada lima alasan mengapa pemuda masa kini cendrung bersifat apatis terhadap bangsanya, tidak mempunyai kobaran semangat untuk melibatkan diri dalam pembangunan bangsa, dan memilih untuk menjadi penonton ketimbang turun ke lapangan untuk menjadi aktor. Kelima alasan tersebut adalah :        

1.    Mengabaikan nilai - nilai sejarah bangsa

Sejarah bangsa menjadi bagian terpenting untuk menumbuhkan semangat pemuda. Sejarah dapat merasuki jiwa para pemuda dalam menanamkan nilai – nilai patriotisme dalam dirinya. Kelemahan para pemuda masa kini adalah ketidak mampuan mencerna nilai – nilai sejarah sehingga tidak mempunyai narasi dan alasan yang kuat mengapa mereka perlu berjuang untuk kepentingan bangsanya. Pengamalan nilai – nilai sejarah menjadi tanggung jawab bersama jika kita mengharapkan tumbuhnya sengat kepahlawanan dalam diri pemuda.

Semangat kepahlawanan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh pemuda Indonesia. Melihat banyaknya terjadi pelanggaran etika baik dalam berpolitik maupun dalam menjalani tugas – tugas bangsa maka menjadi kewajiaban setiap pemuda untuk kembali merenung dan menyemai nilai – nilai kepahlawanan itu. Nilai – nilai kepahlawanan itulah yang akan melahirkan suatu generasi yang dinamakan dengan generasi bangsa yang negarawan. 

   

2.    Terserang virus Hedonisme

Rasa – rasanya tak kuasa untuk mendengarkan ketika pemuda bangsa ini terserang dan digerogoti oleh virus hedonisme. Keterbukaan bangsa dalam menerima berbagai macam budaya luar, itulah yang melatar belakangi pemuda bangsa ini tidak mempunyai kekebalan dalam menghadapi virus hedonisme. Sejatinya ketika putera bangsa terserang virus yang sangat ganas ini maka sudah saatnya kita harus berhati – hati karena siapa lagi yang akan menjadi penerus bangsa ini. Pencegahan adalah solusi utama yang harus kita berikan.

Virus hedonisme hanya dapat diberantas dengan penanaman dan pengamalan nilai – nilai pancasila yang dimiliki bangsa ini kepada para pemudanya. Pansasila adalah obat yang paling mujarab jikalau kita menginginkan kebangkitan semangat kepemudaan dalam sebuah bangsa khususnya bangsa Indonesia.    

3.    Runtuhnya karakter kepemudaan

Dimana – mana kita selalu mendengar begitu banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para pemuda bangsa ini. Entah itu tawuran antar mahasiswa, pencurian,  pemerkosaan, penggunaan obat – obat terlarang bahkan parahnya para pemangku jabatan yang diamatkan oleh rakyat terlibat dalam kasus hukum karena korupsi. Itulah kenyataan yang mau tidak mau kita harus menerimanya. Sebagai pemuda tentunya masalah tersebut tak boleh berlarut – laru karena ada sekelumit permasalahan bangsa ynag harus segera diselesaikan oleh para pemuda.

Jika pemuda bangsa bermasalah maka siapa lagi yang akan diharapkan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Karakter pemuda bangsa harus segera dibenahi. Peran pendidikan sangat diutamakan. Menanamkan nilai – nilai dalam menghargai keberagaman, integritas dan sosial menjadi sangat penting. Banyak hal yang dapat dilakukan jiak lembaga pendidikan mempunyai visi kedepan untuk melahirkan generasi emas bangsa Indonesia.

  

4.    Hilangnya rasa persatuan

Pemuda masa kini menjadi terkotak – kota oleh bendera komunitas atau kelompoknya masing – masing. Tak pernah peduli dengan keberadaan sang merah putih yang menjadi naungan seluruh pemuda bangsa. Berjuang atas tuntutan kelompoknya bukan karena nuraninya. Inilah kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan oleh pemuda saat ini. Merasa menjadi pahlawan bangsa ketika berjuang atas nama komunitas atau kelompoknya. Rela berpecah belah demi memperjuangkan kepentingan kelompok atau komunitasnya sehingga semangat persatuan diabaikan.

Inilah salah satu faktor mengapa pemuda masa kini enggan menjadi garda terdepan untuk membangun bangsa sehingga untuk memupuk semangat persatuan hanya satu yang dapat kita lakukan bahwa ikrar yang telah diucapkan oleh pemuda terdahulu yang tertuang dalam sumpah pemuda harus diinternalisasikan dalam setiap diri pemuda Indonesia jika kita menginginkan semangat persatuan itu muncul pada diri pemuda. 

5.    Kehilangan identitas dan idealisme

Hal yang lebih meresahkan dialami oleh pemuda masa kini adalah kehilangan identitas dan idealisme pada diri pemuda. Pemuda masa kini dapat dibeli dan diperjual belikan. Harganya diri sebagai pemuda dipertaruhkan. Lihatlah betapa banyak pemuda yang turun ke jalan dengan dalih memperjuangkan hak rakyat namun ada tangan – tangan di belakangnya yang menyetir. Sangat mencengangkan manakala pemuda tidak menyadari hal itu. Sungguh meresahkan jika pemuda seperti itu memimpin bangsa ini, maka dapat dipastikan akan menjual belikan hukum dan kehormatan bangsa.

Identitas dan idealisme merupakan unsur terpenting yang harus dimiliki pemuda Indonesia manaka ingin berjuang dalam membangun bangsa. Rasanya hanya sedikit pemuda masa kini yang mempunyai identitas dan idealisme yang belum ternodai. Sangat peting kecerdasan harus ditanamkan dan menjadi hal yang utama harus dimiliki oleh pemuda bangsa bukan hanya kecerdasan intelektual, emosional tetapi juga kecerdasan spiritual. Nampaknya tiga kecerdasan ini mutlah dimiliki pemuda jika berharap para pemuda menjadi garda terdepan dalam membangun bangsa.

Itulah lima alasan mengapa pemuda masa kini enggan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Mudah – mudahan di hari sumpah pemuda ini kita sebagai pemuda Indonesia mempunyai inisiatif untuk selalu membenah diri, mengoptimalkan potensi yang kita miliki untuk terlibat aktif dalam pembangunan bangsa. Karena ketika pemuda enggan terlibat maka suatu saat ketika generasi tua meninggalkan bangsa ini akan terjadi ketidaksiapan dari para pemudanya untuk mengemban tanggung jawab besar yaitu tanggung jawab dalam mengelolah bangsa yang telah diwariskan secara turun temurun oleh peletak dasar bangsa ini.

“Semangat kepemudaan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa

akan terasa sangat penting manakala kita mampu

menyelami nilai – nilai kepahlawanana bangsa.”

(Uki Geranta Sang Petualang)

(Sumber : http://www.sumbawanews.com/berita/pemuda-masa-kini-di-hari-sumpah-pemuda)