Tulisan ini dapat dibaca di situs Dakwatuna.Com
http://www.dakwatuna.com/2013/11/01/41469/awas-berhati-hatilah-dengan-pikiranmu/#axzz2mD3B8WG9
Sahabat
dahsyat, pernahkah sahabat mendengar potongan kalimat “Berpikir 1 Jam lebih
baik daripada ibadah 60 tahun.” Kalimat yang sederhana tapi mengandung makna
yang sangat dalam. Sekilas memang mempunyai arti yang biasa – biasa saja bahkan
tidak mampu menggetarkan hati kita. Cobalah sahabat mengajak pikiran sahabat
berkelana mengarungi makna yang terkandung dan memetik hikmah yang terdapat di
dalamnya. Sungguh luar biasa..,sepotong kalimat yang mampu menusuk kalbu dan
mengusik nurani. Bagaimana tidak, bayangkan sahabat dahsyat, hanya dengan
berpikir 1 jam mampu mengalahkan ibadah 60 tahun. Oleh karenanya berhati –
hatilah dengan pikiran sahabat.
Pikiran
adalah karunia Sang Maha Pencipta. Pikiran diberikan kepada kita agar kita
mampu menjalankan tugas kita di muka bumi ini sebagai khalifah. Pikiran itu
dapat kita gunakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi.
Kita mengakui bahwa kita diberikan pikiran oleh Sang Maha Pencipta namun kita
harus mengakui pula bahwa banyak diantara kita yang tidak mampu berpikir.
Berpikir dalam arti memaksimalkan potensi pikiran yang kita miliki agar apa
yang menjadi mimpi besar kita dapat tercapai. Mungkin diantara kita banyak yang
memimpikan kekayaan, hidup dengan segala kemewahan, dan apapun yang diinginkan
selalu tercapai.
Itu
adalah hal yang wajar – wajar saja. Merupakan fitrahnya manusia karena dalam
setiap diri pasti mendambakan kedamaian.
Dengan
kekayaan itulah, kedamaian akan didapatkan. Damai adalah milik kita semua. Memperoleh
kedamaian adalah hak setiap insan. Jikalau kita mampu merenungi, sesungguhnya
mendapatkan kedamaian dalam hidup adalah hal yang sangat mudah. Cukup dengan
mampu mengelola pikiran kita maka kedamaian akan kita peroleh. Perhatikanlah
sahabat dahsyat, berpikir 1 jam, adakah yang mampu berpikir 1 jam? Agar tidak
salah diartikan, berpikir 1 jam adalah bagaimana kita bisa memikirkan kekuasaan
dan keagungan Sang Maha Pencipta dalam waktu satu jam. Ketika kita mau
mengorbankan waktu kita untuk berpikir tentang kekuasaa-Nya maka kedamaian yang
kita idam – idamkan akan menghampiri kita.
Bayangkan
sahabat dahsyat, ketika kita merenungi karunia Sang Maha Pencipta dan
membayangkan tentang kekuasaan-Nya, begitu agungnya Allah SWT, Pencipta kita,
Pencipta langit dan bumi. Adakah yang mampu membuat gunung – gunung yang menjulang
tinggi? Adakah yang mampu menegakkan langit dengan begitu seimbang tanpa tiang
penyangga? Adakah yang dapat membuat samudra nan luas yang didalamnya tersimpan
mutiara yang berkilauan dan hidup bermacam – macam jenis tumbuhan serta ikan – ikan
bertaburan? Semua itu hanyalah yang punya kuasa mampu membuatnya, itulah Sang
Maha Kuasa atas segala sesuatu. King of the King. Raja yang merajai langit dan bumi.
itulah Allah SWT.
Pantaslah
berpikir satu jam itu lebih baik dari ibadah 60 tahun. Memikirkan kekuasaan
Allah SWT. dan melihat keagungan-Nya melalui makhluk ciptaan-Nya membuat hati
kita berdecak kagum sehingga dengan sendirinya diri ini bersujud, mengucapkan
syukur kepada-Nya,
bertambahlah keimanan ini serta semakin tunduk dan petuh menjalankan
perintah-Nya karena diri ini bukan siapa – siapa lagi melainkan kepunyaan-Nya
yang selalu siap dipanggil kapan saja menghadap-Nya. Sementara ibadah 60 tahun
tidak dapat menjadi jaminan atas
penghambaan kita kepada Allah SWT. Apakah kita
sadar bahwa ibadah yang kita lakukan benar – benar ikhlas karenanya atas rasa
syukur kita karena telah diberikan begitu banyak nikmatnya. Atau malah ibadah yang kita kerjakan bukan semata – mata
karena-Nya melainkan hanya karena pujian dari orang lain. Beribadah karena
dilihat oleh orang lain. Sadar ataupun tidak, sesungguhnya ibadah yang kita
lakukan hendaknya kita koreksi apakah mengandung cacat atau tidak? Jika sedikit
saja mengandung cacat maka tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Hanya
kepada-Nyalah kita menyerahkan diri kita, ibadah kita, dan seluruh pekerjaan
yang kita kerjakan semoga menjadi bekal kita di akhirat kelak. Berapapun umur
kita saat ini, sebanyak apapu ibadah yang kita lakukan bukan jaminan kita akan
memperolah keselamatan di hadapan-Nya. Marilah kita jernihkan pikiran kita,
membukakkan pintu hati kita untuk menerawang kekuasaan-Nya sambil berzikir dan bertasbih
kepada-Nya dengan memuji-Nya, memohon ampun kepada-Nya agar hati kita
senantiasa dijaga dan dipelihara oleh-Nya. Karena hanya dengan hati yang bersih
suci dapat merasakan nikmatnya ibadah kepada-Nya. Hanya dengan pikiran tenang
dan terang kita dapat bermuhabbah kepada-Nya sebagai bentuk penghambaan kita
atas kesempurnaan yang telah diberikan kepada kita sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Wallahu’allam Bisshawab...
0 comments:
Post a Comment