Pembelajaran
dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan
siswa. Banyak komponen-komponen mempengaruhi proses belajar mengajar
diantaranya penggunaan media dan metode pembelajaran. Selain itu faktor
interaksi antara guru dan siswa juga sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa. Untuk itu perlu diciptakan interaksi antara guru dan
siswa yang kondusif.
Untuk
menciptakan interaksi antara siswa dan guru dalam melakukan proses
komunikasi yang harmonis sehingga tercapai suatu hasil yang diinginkan
dapat dilakukan contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru dan
siswa, dimana guru dapat menanyai dan mengungkapkan keadaan siswa dan
sebaliknya siswa mengajukan persoalan-persoalan dan hambatan-hambatan
yang dihadapinya.
Adapun interaksi pembelajaran yang dapat dilakukan sebagai berikut ;
1. Interaksi satu arah, dimana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa penerima pesan.
2. Interaksi dua arah antara siswa dan guru dimana guru memperoleh balikan dari siswa.
3.
Interaksi dua arah antara guru dan siswa dimana guru mendapat balikan
dari siswa selain itu saling berinteraksi atau saling belajar satu
dengan yang lainnya.
4. Interaksi optimal antara guru, siswa dan antara siswa-siswa.
A. Guru-Anak Didik sebagai Dwitunggal
Guru
dan anak didik adalah dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan dari
dunia pendidikan. Figur guru yang mulia adalah sosok guru yang dengan
rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, demi
membimbing anak didik, mendengarkan keluhan anak didik, menasehati anak
didik, membantu kesulitan anak didik dalam segala hal yang bias
menghambat aktivitas belajarnya. Guru dan anak didik adalah sebagai
dwitunggal.
B. Guru Sebagai Mitra Anak Didik
Di
sekolah, guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. Tugas dan tanggung
jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang
kurang baik, yang dibawahnya dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kegiatan
proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah norma ke
dalam jiwa anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi
kejiwaan. Interaksi antara guru dan anak didik terjadi karena saling
membutuhkan. Anak didik ingin belajar dengan menimba sejumlah ilmu dari
guru dan guru ingin menimba dan membimbing anak didik dengan memberikan
sejumlah ilmu kepada anak didik yang membutuhkan.
C. Pendekatan yang Diharapkan dari Guru
Dalam
interaksi edukatif, guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan
peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah
yang harmonis antara guru dan anak didik.
1. Pendekatan Individual
Pengelolaan
kelas sangat memerlukan pendekatan individual karena perbedaan
individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru, bahwa
strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek
individual. Persoalan kesulitan belajar anak didik lebih mudah
dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat
pendekatan kelompok diperlukan.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok memang suatu waktu diperlukan untuk membina dan mengembangkan
sikap sosial anak didik. Pendekatan kelompok diharapkan dapat
ditimbulkan dan dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap
anak didik. Mereka dibina untuk mengendaliakn rasa egoisme dalam diri
mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di
kelas. Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam
kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
3. Pendekatan bervariasi
Dalam
mengajar biasanya guru hanya menggunakan satu metode, sehingga sukar
untuk menciptakan suasana yang kondusif. Jadi jika terjadi perubahan
sulit dinormalkan kembali. Permasalahan yang dicapai oleh setiap anak
didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih
tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus ini biasanya
dengan berbagai motif, sehingga pendekatan bervariasi ini sebagai alat
yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
4. Pendekatan Edukatif
Pendekatan
yang benar bagi seorang guru adalah dengan melakukan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus
bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan
norma agama.



0 comments:
Post a Comment