Jalan dakwah ini
pasti dipenuhi dengan beragam kesulitan, hambatan, rintangan, tribulasi. Para
aktifisnya akan berhadapan dengan beragam mihnah, sebagaimana para dai generasi
sebelumnya sejak Rasulullah dan para shahabatnya, tabi'in, tabiut tabi'in, dan
seterusnya.
Diantara mihnah
itu ada yang berupa ejekan, gelombang fitnah, teror fisik, manisnya rayuan,
tekanan keluarga, keterbatasan ekonomi, kemapanan, sampai kekuasaan. Kader
dakwah harus tegar dalam menghadapi semua mihnah itu.
Agar tegar dalam
menghadapi ejekan, sadarilah bahwa ejekan kepada Rasulullah jauh lebih hebat;
maka biarkan saja semua orang mengejek, tidak perlu diladeni. Agar tegar dalam
menghadapi fitnah, tetaplah bekerja dan beramal maka umat akan tahu siapa yang
benar dan siapa yang tukang fitnah. Agar tegar dalam menghadapi teror fisik, tawakallah
kepada Allah dan berdoalah senantiasa, di samping persiapan lain yang juga
perlu dilakukan oleh struktur dakwah. Agar tegar dalam menghadapi manisnya
rayuan, jagalah keikhlasan dan senantiasa memperbarui niat, waspada dan tetap
bersama jamaah. Agar tegar dalam menghadapi tekanan keluarga, ketegasan harus
diutamakan . Iman tidak bisa ditukar dengan keluarga, jika memang itu
pilihannya. Agar tegar dalam kondisi kekurangan/keterbatasan ekonomi, bersabar
adalah kuncinya. Kekuatan ukhuwah sesama aktifis dakwah juga berperan penting
untuk menjaga kita tetap tegar. Agar tegar dalam kemapanan harus memiliki
paradigma semakin banyak kekayaan, semakin banyak kontribusi bagi dakwah. Maka
yang diteladani adalah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Agar tegar di
puncak kekuasaan, kelurusan orientasi perjuangan, ketaatan pada manhaj dakwah
Rasulullah dan keyakinan akan janji-jani-Nya. Dan pada semua mihnah, kedekatan
dengan Allah dan tawakkal kepada-Nya merupakan kunci utama agar tegar di jalan
dakwah!



0 comments:
Post a Comment