MENUNTUT ILMU TANPA BATAS GEOGRAFI DAN WAKTU - Uki Media Network
Headlines News :
'

Home » , » MENUNTUT ILMU TANPA BATAS GEOGRAFI DAN WAKTU

MENUNTUT ILMU TANPA BATAS GEOGRAFI DAN WAKTU

Written By Unknown on Tuesday, October 16, 2012 | 5:27 AM

Para ilmuwan, sastrawan, dan filosof menaruh perhatian besar kepada pendidikan. Bahkan mereka memberikan nilai terhormat dan menempatkan posisi yang sangat strategis untuk pendidikan. Al-Ghazali misalnya pernah berkata, “siapa yang memperoleh ilmu pengetahuan dan ia bisa mengambil daya guna untuk kepentingan dirinya, kemudian mentransformasikannya untuk kepentingan orang lain maka orang tersebut diibaratkan matahari yang bersinar untuk kepentingan dirinya dan lainnya”. Abu ‘Amer bi Al-‘Ala’ pernah ditanya, apakah dianggap baik, seseorang yang berusia lanjut masih belajar ?”. ia menjawab, “Jika orang tersebut masih dianggap baik untuk hidup, maka belajarnya pun dianggap baik”.
                Sulit dibantah bahwa belajar atau memperoleh kesempatan belajar merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan umat manusia. Tidak ada bedanya dengan kebutuhan kita terhadap air, udara, dan makan. Jika kita ingin kehidupan yang wajar maka belajar merupakan keharusan dan kita memang diwajibkan untuk melaksanakan pendidikan pengajaran. Pendidikan dan pengajaran adalah sesuatu yang sangat layak untuk dimiliki setiap manusia yang ingin terangkat derajatnya. Ilmu merupakan pemberian yang sangat bernilai, dan sangat pantas untuk ditransformasikan. Sedangkan kebodohan adalah akibat hilangnya fenomena dan proses pendidikan dan pengajaran, juga menjadi awal sebuah kehancuran. Kehidupan yang berlangsung dilingkupi suasana kebodohan adalah kehidupan yang sia-sia belaka. Sedangkan ilmu merupakan kebutuhan dasar manusia karena menjadi sarana penting untuk bisa menjalani kehidupan secara wajar. Ilmu ibarat sayap yang dengannya manusia bisa mencari hidup dan kehidupan kapan saja dan dimana saja.
                Perang dunia pertama telah menyadarkan bangsa-bangsa Amerika dan Eropa untuk mengadakan reformasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Inggris mulai berpikir tentang sarana-sarana yang bisa menggerakkan, membangkitkan, dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran. Salah satu upaya Inggris adalah melakukan perubahan program WAJIB BELAJAR dari batas usia 14 tahun menjadi 18 tahun. Perubahan ini diperkuat dengan Undang-Undang pendidikan tahun 1918 yang ternyata dengan perubahan ini membawa dampak positif. Akhirnya, kuwalitas pendidikan dan pengajaran selalu meningkat dan membawa peningkatan pada sumber daya manusia. Proyek ini menjadikan anggaran belanja negara lebih besar dari anggaran belanja yang dibebankan (dianggarkan) sebelum perang. Akan tetapi, anggaran yang cukup besar ini bukanlah suatu beban karena Inggris beranggapan bahwa belajar merupakan kewajiban yang utama dan menjadi sarana yang sangat vital untuk membangun bangsa menjadi lebih maju. Tidak mengherankan, jika program ini mendapat dukungan yang sangat besar dari rakyat karena mereka merakan manfaat dan dampak positif dari reformasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
                Seorang filosof Irasmes pernah berkata, “Jika saya diberi tugas-tugas pendidikan dan pengajaran , saya akan berjanji akan melaksanakan dengan jiwa yang berilmu”. Barangkali kita tidak perlu lagi menjelaskan dampak positif kepemilikan ilmu pengetahuan dan aktivitas dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta dampak negatif dari ketidaktahuan (kebodohan) dan buta huruf. Adalah sangat mustahil, bila suatu bangsa menjadi maju kalau tidak dengan cara melakukan penyebaran, pemerataan, serta peningkatan pendidikan dan pengajaran. Lebih dari itu, ilmu merupakan sarana yang paling tepat untuk menghindari prilaku yang jahat, bodoh, dan hina. Kemajuan di bidang kebuadayaan dan peradaban serta perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini kita saksikan pada bangsa-bangsa yang sudah maju merupakan hasil positif dari kemajuan di bidang pendidikan dan pengajaran yang tersebar dan merata di semua lapisan masyarakat.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Uki Kifli | Bacalah | Bacalah
Copyright © 2011. Uki Media Network :: Berkembang Dalam Tantangan
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger