Adanya informasi
yang memprihatinkan tentang menyebarnya pelbagai macam penyakit di suatu
negara, mulai dari banyaknya pengemis, gelandangan, sampai dengan orang-orang
yang buta huruf. Dimana jumlah orang buta huruf lebih banyak dibandingkan dengan
keprihatinan-keprihatinan masalah sosial yang lain. Pada saat suatu negara
belum melakukan revolusi ilmu pengetahuan. Kita juga sering mendapatkan
informasi tentang merebaknya penyimpangan-penyimpangan moral dan kriminalitas.
Seandainya cepat tanggap dengan melakukan aktivitas pengajaran dan pendidikan
secara maksimal, maka bangsa akan lebih baik dan maju baik dari segi moral
maupun kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Kementerian
pendidikan dan pengajaran (Mesir) pernah melakukan terobosan dan langkah yang
baik, yakni dengan menjadikan pendidikan tingkat menengah dan tingkat sederajat
dilaksanakan secara gratis sehingga terbuka bagi kalangan ekonomi lemah (orang
miskin) untuk mengenyam pendidikan. Dengan demikian, kefakiran bukanlah menjadi
penghalang bagi seseorang memasuki dunia pendidikan. Sudah menjadi kewajiban
untuk mengajarkan setiap individu khususnya umat islam, jika menginginkan
kedudukan yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, sebab ilmu
pengetahuan dapat dijadikan sarana untuk lebih maju di segala bidang.
Pada tahun 1962 M,
Gamal Abdu Nasher sang presiden Mesir, menempatkan pelaksanaan pendidikan tingkat
tinggi (Universitas) secara gratis guna mencapai prinsip pemerataan kesempatan
bagi setiap individu di lembaga pendidikan. Upaya ini dilakukan guna mendukung
prinsip optimalisasi pemerataan kesempatan menikmati pendidikan bagi semua
lapisan masyarakat bisa tercapai. Hal ini berarti, kebijaksanaan tersebut
memberikan kesempatan pada orang-orang fakir untuk mendapatkan haknya menikmati
pendidikan sampai pada tingkat perguruan tinggi, sehingga orang-orang fakir
yang potensial dan cerdas tidak hilang begitu saja dan sia-sia. Dengan cara
ini, akan didapati bahwa banyak bangsa-bangsa khususnya Islam menjadi bangsa
yang maju. Itulah diantara jasa-jasa presiden Mesir kala itu yang sangat
monumental, dimana ia dikenal sebagai presiden yang selalu mengkritik secara
tajam terhadap bangsa-bangsa arab sehingga dikenal sebagai pahlawan
kemerdekaan. Wajib hukumnya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan kepada setiap
orang sehingga jumlah orang-orang yang buta huruf dan lemah ekonomi bisa
ditekan. Jangan menoleransi (membiarkan) anak-anak yang bekerja, kecuali telah
mendapatkan pengajaran yang memadai. Intinya mengajar itu wajib sehingga mereka
lebih siap terjun ke dunia kerja. Dimana dengan berilmu bisa diperoleh
penghidupan yang lebih baik dibandingkan ketika hidup tanpa memperoleh
pendidikan. Untuk langkah pertama wajib mengajar mereka dengan memberi
pendidikan yang bersifat teoritis baru kemudian diberi pendidikan sebagai
langkah lanjutan yang bersifat praktis, seperti pendidikan tentang industri,
pertanian, dan perdagangan. Setelah itu, jika memungkinkan mereka dikenalkan
pada dunia usaha atau dunia industri, sehingga dapat terbebas selain dari kebodohan
juga terbebas dari kefakiran. Pada akhirnya potensi-potensi mereka betul-betul
bisa dimanfaatkan.
Jika kita
betul-betul peduli terhadap masalah pendidikan seperti yang dijelaskan
sebelumnya, kita bisa berharap muncul generasi baru yang berkualitas, sehat
fisik, dan akal, berakhlak sempurna, serta mampu melaksanakan dan mengemban
cita-cita bangsa secara bertanggung jawab.
Agar negara-negara
islam bisa meraih kebesaran dan kemajuan yang pernah dicapai pada masa lalu
maka hendaknya melakukan langkah-langkah intensif dalam menyebarkan dan
memeratakan program pendidikan dan pengajaran di semua lapisan masyarakat.
Kebodohan adalah sebab dari pelbagai macam penyakit terutama penyebab
keterbelakangan dan kemunduran umat islam. Sedangkan pendidikan adalah satu-satunya
alat untuk mendukung perkembangan di pelbagai bidang kehidupan. Akhirnya muncul
suatu pertanyaan, “Kapan datang suatu masa dimana pendidikan telah menyebar,
merata dan berkembang di kalangan masyarakat? Dan kapan kita dapat mengentaskan
bangsa indonesia dari kebodohan dan buta huruf?”
0 comments:
Post a Comment