Tulisan ini dapat dibaca di situs Dakwatuna.Com
http://www.dakwatuna.com/2013/11/03/41593/awas-senjata-pemecah-umat-abad-milenium/#axzz2mD3B8WG9
Pasca dijatuhkannya senjata nuklir tersebut, dunia pun ikut bergetar
karena perang tak akan pernah berhenti meskipun menandakan berakhirnya
perang dunia ke II yang sedang berkecamuk. Sadar ataupun tidak, hadirnya
senjata nuklir tersebut menandakan dimulainya perang baru yang jauh
lebih dahsyat dari perang dunia ke II. Perhatikanlah, saat ini
negara-negara maju di dunia telah mulai merancang senjata canggih yang
tidak kalah mengerikan dari bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima.
Tak ketinggalan, negara-negara Islam pun ikut memproduksi senjata yang
tak kalah canggihnya dengan dalih sebagai alat pertahanan negara.
Jika kita menelusuri lebih dalam akan kehadiran senjata tersebut tak
lain hanya berfungsi untuk membuat kehancuran di muka bumi ini
seolah-olah kekuatan atau kecanggihan senjata menunjukkan derajat sebuah
negara. Tengoklah Amerika Serikat yang disebut Polisi Dunia karena
kekuatan militer dan alat tempur yang dimilikinya. Begitu juga dengan
negara barat lainnya yang berlomba-lomba untuk menunjukkan kekuatannya.
Hal ini membuat umat Islam takjub, mau tidak mau harus mengakui kekuatan
barat sehingga harga diri Islam pun diinjak-injak.
Itulah yang membuat umat Islam atau pemimpin Islam saat ini mengekor
di bawah kendali negara-negara barat. Sebut saja Amerika Serikat. Berapa
banyak negara Islam yang rela menggadaikan kehormatan negaranya hanya
untuk memuluskan hasrat negara yang dipimpin Barack Obama tersebut untuk
memecah belah negara-negara Islam. Ketika kita mengingat sejarah
mengapa Gleed Stones, mantan PM Inggris mengatakan bahwa umat Islam tak
dapat ditaklukkan dengan senjata secanggih apapun. Sejarah menunjukkan
bahwa Islam mempunyai kekuatan militer yang tak tertandingi, tapi
mengapa sekarang umat yang kita saksikan terbesar di dunia ini mampu
terkocar-kacir oleh kekuatan barat yang tak seberapa besarnya itu?
Dengan mudahnya negara Barat mampu membuat negara-negara Islam
terombang-ambing bak buih di lautan. Itupun bukan karena menggunakan
senjata nuklir yang super canggih melainkan mereka telah menemukan
senjata baru yang jauh lebih canggih dari senjata nuklir yang pernah
dirancang umat manusia.
Senjata yang konon dapat digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dan
jauh lebih mengerikan dampaknya ketika digunakan oleh pemimpin dunia
terutama pemimpin-pemimpin Islam. Tak perlu waktu dan biaya besar untuk
memproduksinya karena senjata itu dimiliki oleh setiap orang. Senjata
itu tersimpan di dalam mulut setiap manusia, senjata yang tidak
bertulang namun tajam melebihi tajamnya pedang, itulah lidah. Senjata
pemusnah tercanggih yang digunakan oleh Amerika Serikat dan sekutunya
untuk menghancurkan umat Islam di muka bumi ini. Dengan politik adu
dombanya membuat negara-negara Islam saling menghancurkan. Betapa
dahsyatnya dampak dari senjata tersebut. Awas! Berhati-hatilah.
Lidah yang kita miliki adalah senjata yang mempunyai super power.
Jika mampu dikendalikan maka akan berpotensi untuk membawa keberuntungan
tetapi manakala kita tidak mampu mengendalikannya maka kehancuranlah
yang akan datang bukan hanya menghampiri diri kita melainkan umat Islam.
Perhatikanlah, apa yang dilakukan pemimpin-pemimpin kita. Saling
fitnah, mengadu domba, menyampaikan informasi yang salah,
berbelit-belit, sering membuat rakyat bertanya-tanya dan bingung
terhadap apa yang dikatakan pemimpinnya. Aneh, tapi itulah kenyataan
yang harus kita akui bahwa kehancuran umat Islam saat ini salah satu
penyebabnya adalah karena tidak dapat menjaga lidah atau lisannya.
Pantaslah Nabi Muhammad SAW. Bersabda: “Akan datang suatu masa
kepada manusia, mereka mengunyah pembicaraan dengan lidah seperti sapi
mengunyah makanan dengan lidahnya.” (HR. Ahmad). Betapa
bahayanya lidah yang dimiliki oleh manusia. Jika kita menginginkan tegak
dan bersatunya umat ini kembali maka berhati-hatilah dengan lidah.
Tahan lidah kita jika yang ingin diucapkan tidak bermanfaat dan
berhentilah untuk memakan barang-barang yang bukan hak kita karena
itulah yang akan melandasi kita untuk mengucapkan yang tidak semestinya.
Ingatlah bahwa sebab keselamatan manusia baik dunia maupun akhiratnya
terletak pada kemampuan untuk menjaga lidahnya.
Belajarlah dari Abu Bakar ash-shiddiq, beliau pernah meletakkan tongkat di mulutnya seraya berkata: “Inilah yang dapat mengeluarkanku dari tempat-tempat keluar (maksudnya: keluar dari batas-batas kebenaran).”
Beliau dikenal sebagai orang yang paling hemat dalam berbicara.
Walaupun berpidato, itupun hanya sebentar, singkat tapi padat, penuh
arti dan konsisten. Apa yang dikatakan, itulah yang ada di dalam pikiran
dan perasaannya. Antara ucapan dan tindakannya tidak terdapat
perbedaan. Sehingga apa yang menjadi ancaman dan berbagai gejolak dalam
wilayah pemerintahannya dapat diatasi, bukan dengan lelucon, humor,
apalagi gaya ketoprakan melainkan melalui tindakannya.
Pemimpin model Abu Bakar ash-shiddiq inilah yang sangat kita harapkan
untuk memimpin bangsa Indonesia menuju gerbang masa depan. Semua
pemimpin seharusnya dapat menahan diri dari perkataan yang tidak benar,
mengandung fitnah dan adu domba. Mereka harus menahan diri dari ucapan
yang dapat menyakiti atau melukai perasaan orang lain, walaupun
mengandung substansi yang benar. Pemimpin adalah orang yang hemat
berbicara, sedikit berkata-kata, dan berbicara seperlunya saja.
Tindakannyalah yang banyak berbicara bukan lidahnya.
(Sumber : http://www.dakwatuna.com/2013/11/03/41593/awas-senjata-pemecah-umat-abad-milenium/#axzz2jkJjT2Oz)
0 comments:
Post a Comment