Yang jelas datangnya
bukan dari sawah turun ke kali. Ide pacaran bisa diemban siapa saja, mulai dari
ABG sampai kepada orang tua pun bisa mengusungnya, meskipun bentuk dan
implementasinya beda satu sama lain. Pacaran atau bahasa kerennya free sex,
atau seks haram tidak dikehendaki oleh Islam. Namun kalau kita melihat ada
sebagian yang masih menjujung tinggi nilai-nilai pacaran (baca : mengagumi), sebenarnya
mereka salah dalam pengimplementasian cinta. Cinta, lima kata itu, memang
kadang membuat dilema, betapa tidak karena cinta itulah akhirnya ABG atau siapa
saja mulai siap memasuki dunia pacaran.
Cinta itu sendiri adanya
pada diri manusia adalah natural/alamiah, merupakan pemberian dari Allah
sebagai potensi kehidupan bagi manusia, yang merupakan perwujudan dari naluri
manusia berupa naluri untuk meneruskan keturunan (gharizatul nau). Adanya cinta
pada diri manusia tidak akan dihizab, sebab itu adalah qadha' (keputusan)
Allah, orang ingin bercinta itu wajar/normal, sebab dalam dirinya memang ada
naluri itu. Tapi yang akan dihizab oleh Allah adalah kemana si empunya naluri
menggerakkan naluri dan kepada siapa diberikan cinta itu. Oleh sebab itu Islam
sendiri sebagai dien yang fitrah bagi manusia, tidak melarang orang yang
mempunyai cinta, tapi perwujudan dari cintanya itu yang akan diatur oleh Islam,
dan aturan Islam oleh Allah, sendiri memang sudah pas untuk "porsi"
manusia, sehingga syara' menetapkan aturan tertentu dalam mewujudkannya
sehingga perbuatan seorang muslim diharapkan tidak menyimpang dari aturan
syara. Jadi Islam tidak melarang cinta itu sendiri tapi perwujudan dari cinta
itu yang diatur (dilarang dan dianjurkan).
Yang dialami oleh para
pengusung ide pacaran itu adalah kesalahan dalam mewujudkan cinta itu. Dimana
sebenarnya cinta yang merupakan alamiah pemberian dari Allah oleh pacarawan dan
pacarawati diselewengkan, artinya pada orang yang pacaran itu ada unsur tidak
wajar terjadi disitu, yaitu unsur paksaan, memaksakan cinta yang sebenarnya
fitrah itu kepada seseorang yang dianggap dicintanya, meski sesungguhnya orang
yang katanya dicintainya itu tidak dicintainya, akhirnya karena ada paksaan
dari dirinya atau dari luar dirinya akhirnya cinta itu jadi ada tapi berupa
paksaan, seperti pepatah jawa "tresno jalaran saka kulino" (cinta itu
datang karena keseringan/paksaan)
Ketidakwajaran yang lain
dari cintawan dan cintawati yang mewujudkan cintanya lewat pacaran adalah
menjadikan orang yang dicintainya sebagai tujuan, sehingga apa saja yang
terjadi dengan cinta adalah pacaran jawabannya. Orang yang sedang merasakan
falling in love ditambah lagi first love cenderung mengindahkan sesuatu yang
sebenarnya tidak indah, mengenakkan sesuatu yang kadang tidak enak, sehingga
bisa saja taek kucing rasa coklat. Orang yang bercinta dan berwujud dalam
pacaran akan cenderung buta "love is blind" ungkapan semacam itu
sering muncul, apa yang terjadi selanjutnya adalah ATLANTA (aku terlanjut cinta),
sehingga karena atlanta itulah, akhirnya rela diapa-apakan sama si pacarnya,
buktinya ? banyak sekali buktinya. Yang terjadi sekarang adalah orang cenderung
menyalahkan cinta itu sendiri, tapi pacaran itu sendiri masih mengalami
kerancuan dalam definisi bahkan dilegemetasi seperti sinetron "PD"
dan sinetron lainnya agar terasa pacaran itu diperoblehkan dalam Islam.
Ada yang mengambil
pacaran sebagai jalan untuk mengenal lawan jenisnya yang entah nanti diteruskan
dalam bentuk keluarga atau tidak, artinya bisa saja orang pacaran karena ingin
menguji pacarnya apakah dia setia/ cinta atau tidak, lalu akhirnya terjadilah
hamil diluar nikah. Kalau sudah begitu orang tua juga akhirnya kalang kabut,
ada orang tua yang diam dengan pelecehan seksual tersebut, mungkin sebab malu,
karena anak yang diharapkan bisa ikut membantu orang tua meringankan bebannya
dengan tidak pacaran malah justru terjadi trouble maker semacam itu. Ada juga
ortu yang karena takut akhirnya tidak melaporkan kejadian itu pada yang
berwajib, takut diancam keluarga si pemerkosa atau takut justru nanti anaknya
malah gila atau stres karena ada tekanan dari masyarakat. Ada juga ortu yang
karena ketidaktahuan akhirnya membiarkan masalah itu terjadi begitu saja,
kalaupun nantinya anaknya melahirkan dari hubungan seks haram itu ya tetap saja
dibiarkan hidup tanpa ada resiko sama sekali tentang hukuman yang bakal
diterima si pezina, nah yang seperti ini diidap oleh ibunya Dini yang
diperankan Lydia Kandow.



0 comments:
Post a Comment