DARIMANA DATANGNYA PACARAN? - Uki Media Network
Headlines News :
'

Home » » DARIMANA DATANGNYA PACARAN?

DARIMANA DATANGNYA PACARAN?

Written By Unknown on Tuesday, November 27, 2012 | 5:16 AM

Yang jelas datangnya bukan dari sawah turun ke kali. Ide pacaran bisa diemban siapa saja, mulai dari ABG sampai kepada orang tua pun bisa mengusungnya, meskipun bentuk dan implementasinya beda satu sama lain. Pacaran atau bahasa kerennya free sex, atau seks haram tidak dikehendaki oleh Islam. Namun kalau kita melihat ada sebagian yang masih menjujung tinggi nilai-nilai pacaran (baca : mengagumi), sebenarnya mereka salah dalam pengimplementasian cinta. Cinta, lima kata itu, memang kadang membuat dilema, betapa tidak karena cinta itulah akhirnya ABG atau siapa saja mulai siap memasuki dunia pacaran.
Cinta itu sendiri adanya pada diri manusia adalah natural/alamiah, merupakan pemberian dari Allah sebagai potensi kehidupan bagi manusia, yang merupakan perwujudan dari naluri manusia berupa naluri untuk meneruskan keturunan (gharizatul nau). Adanya cinta pada diri manusia tidak akan dihizab, sebab itu adalah qadha' (keputusan) Allah, orang ingin bercinta itu wajar/normal, sebab dalam dirinya memang ada naluri itu. Tapi yang akan dihizab oleh Allah adalah kemana si empunya naluri menggerakkan naluri dan kepada siapa diberikan cinta itu. Oleh sebab itu Islam sendiri sebagai dien yang fitrah bagi manusia, tidak melarang orang yang mempunyai cinta, tapi perwujudan dari cintanya itu yang akan diatur oleh Islam, dan aturan Islam oleh Allah, sendiri memang sudah pas untuk "porsi" manusia, sehingga syara' menetapkan aturan tertentu dalam mewujudkannya sehingga perbuatan seorang muslim diharapkan tidak menyimpang dari aturan syara. Jadi Islam tidak melarang cinta itu sendiri tapi perwujudan dari cinta itu yang diatur (dilarang dan dianjurkan).
Yang dialami oleh para pengusung ide pacaran itu adalah kesalahan dalam mewujudkan cinta itu. Dimana sebenarnya cinta yang merupakan alamiah pemberian dari Allah oleh pacarawan dan pacarawati diselewengkan, artinya pada orang yang pacaran itu ada unsur tidak wajar terjadi disitu, yaitu unsur paksaan, memaksakan cinta yang sebenarnya fitrah itu kepada seseorang yang dianggap dicintanya, meski sesungguhnya orang yang katanya dicintainya itu tidak dicintainya, akhirnya karena ada paksaan dari dirinya atau dari luar dirinya akhirnya cinta itu jadi ada tapi berupa paksaan, seperti pepatah jawa "tresno jalaran saka kulino" (cinta itu datang karena keseringan/paksaan)
Ketidakwajaran yang lain dari cintawan dan cintawati yang mewujudkan cintanya lewat pacaran adalah menjadikan orang yang dicintainya sebagai tujuan, sehingga apa saja yang terjadi dengan cinta adalah pacaran jawabannya. Orang yang sedang merasakan falling in love ditambah lagi first love cenderung mengindahkan sesuatu yang sebenarnya tidak indah, mengenakkan sesuatu yang kadang tidak enak, sehingga bisa saja taek kucing rasa coklat. Orang yang bercinta dan berwujud dalam pacaran akan cenderung buta "love is blind" ungkapan semacam itu sering muncul, apa yang terjadi selanjutnya adalah ATLANTA (aku terlanjut cinta), sehingga karena atlanta itulah, akhirnya rela diapa-apakan sama si pacarnya, buktinya ? banyak sekali buktinya. Yang terjadi sekarang adalah orang cenderung menyalahkan cinta itu sendiri, tapi pacaran itu sendiri masih mengalami kerancuan dalam definisi bahkan dilegemetasi seperti sinetron "PD" dan sinetron lainnya agar terasa pacaran itu diperoblehkan dalam Islam.
Ada yang mengambil pacaran sebagai jalan untuk mengenal lawan jenisnya yang entah nanti diteruskan dalam bentuk keluarga atau tidak, artinya bisa saja orang pacaran karena ingin menguji pacarnya apakah dia setia/ cinta atau tidak, lalu akhirnya terjadilah hamil diluar nikah. Kalau sudah begitu orang tua juga akhirnya kalang kabut, ada orang tua yang diam dengan pelecehan seksual tersebut, mungkin sebab malu, karena anak yang diharapkan bisa ikut membantu orang tua meringankan bebannya dengan tidak pacaran malah justru terjadi trouble maker semacam itu. Ada juga ortu yang karena takut akhirnya tidak melaporkan kejadian itu pada yang berwajib, takut diancam keluarga si pemerkosa atau takut justru nanti anaknya malah gila atau stres karena ada tekanan dari masyarakat. Ada juga ortu yang karena ketidaktahuan akhirnya membiarkan masalah itu terjadi begitu saja, kalaupun nantinya anaknya melahirkan dari hubungan seks haram itu ya tetap saja dibiarkan hidup tanpa ada resiko sama sekali tentang hukuman yang bakal diterima si pezina, nah yang seperti ini diidap oleh ibunya Dini yang diperankan Lydia Kandow.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Uki Kifli | Bacalah | Bacalah
Copyright © 2011. Uki Media Network :: Berkembang Dalam Tantangan
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger