ANGIN MALAM. PORNOGRAFI JILID 2 - Uki Media Network
Headlines News :
'

Home » » ANGIN MALAM. PORNOGRAFI JILID 2

ANGIN MALAM. PORNOGRAFI JILID 2

Written By Unknown on Tuesday, November 27, 2012 | 5:07 AM

Bagi kamu yang biasa mlototin teve tentu sudah tidak asing dengan tayangan "angin malam"-nya RCTI setiap malam minggu tepat tengah malam. Acara yang dipandu Dewi Huges yang punya semboyan "Big is Beautiful" itu, kenapa bisa dikatakan pornografi jilid 2? Emang ada pornografi jilid satu? Trus, kalo benar porno, mana yang porno, seambreg pertanyaan yang musti diajukan tentang acara yang satu ini, tapi tentunya setelah yang satu, nih!!!.
Kalo bisa dikatakan edisi/jilid pertama dari pornografi adalah tayangan yang secara vulgar nayangin bentuk-bentuk fisik tubuh wanita sebagai obyek pornografi, kayak misalnya, tayangan sinetron tuyul dan mbak yul, yang dandanan artisnya porno sekali, trus ada juga sinetron jin dan jun, ada pula iklan rokok pall mall, dan seterusnya yang intinya, mereka menayangkan pornografi secara terbuka tanpa ada tedeng aling-aling (=ditutup-tutupi, bahasa jawa). Mungkin, karena banyak diprotes atau sudah bosen dengan porno yang terang-terangan, maka akhirnya lahirlah ide bahwa menyatakan "sesuatu" tidak harus secara vulgar, sembunyi dibalik kata-kata, kalau yang ditawari ngerti, khan nggak masalah.
Maka "angin malam" meski bukan yang pertama, menjadi tayangan pornografi jilid 2, yang tadinya pornografi ditampilkan lewat visualisasi wanita, ternyata bisa juga ditampilin hanya dengan kata-kata. Mao tahu buktinya? Apa yang dibayangkan pemirsa, ketika ada iklan kacang mengatakan "ini kacangku" atau iklan minuman suplemen macam i-rex yang diperankan Rudi Salam, atau banyaklah contohnya. Nah, salah satu yang patut kita soroti tayangan macam angin malam, acara serupa seperti "klinik harmoni-hemaviton" yang jelas-jelas mengusung pornografi jilid 2, bagaimana tidak? Acara yang dipandu Meriam Bellina, serta dr. Naek L. Tobing itu, selalu mengundang artis sebagai bintang tamunya, apa yang dibahas dalam acara itu? ah tentunya sobat muda sudah hafal semua, apalagi kalo bukan masalah seks. Ulfa Dwiyanti, artis yang pernah diundang sebagai bintang tamu, mengatakan dalam acara itu, "andaikan punya suami saya segede ini" katanya sambil memegang boks hemaviton ukuran jumbo. Bagaimana tidak porno, brur?
Pornografi Bertaburan
Oke, acara angin malam memang 'fenomenal' dan terus terang berani malu. Tapi bila kita mau jujur and jeli, angin malam nggak sendirian dalam mem-'format' gaya hidup masyarakat. Masih banyak acara atau iklan bernuansa seks yang nggak lolos sensor. Bila kamu kebetulan rajin mengamati lukisan, juga nggak lepas dari unsur maaf-ketelanjangan. Sekadar tahu aja, lukisan Affandi pelukis terkenal tahun 70-an (misalnya Telanjang tahun 1947 dan Telanjang dan Dua Kucing tahun 1952), apa itu nggak porno? Porno, Brur! Tapi anehnya kebanyakan orang menilai karya Affandi itu sebagai karya seni. Bagaimana dengan iklan, film dan nyanyian? Wuih, di 'sektor' ini nuansa seks juga kental banget, Non. Udah nggak keitung jumlahnya iklan yang bikin piktor kita-kita. Tahu, sih apaan piktor itu? Piktor itu pikiran kotor, masa' gitu aja nggak tahu. Malah ada juga iklan yang 'maksain' untuk tampil porno, meski sebetulnya iklan tersebut tulalit alias kagak nyambung. Contohnya, ya iklan mobil Baleno yang 'dihiasi' wanita yang tampil seksi itu.
Film dan nyanyian juga merupakan kontributor yang getol menyajikan nuansa seksualitas. Bagi kamu yang doyan atau kebetulan nonton video klip lagu-lagu dangdut, wah betul-betul 'greng'. Belum lagi video klip lagu-lagu negeri seberang, bisa lebih berabe lagi tuh. Nah, bila kenyataannya memang demikian, kacau dong? Ya, memang begitu kok. Itu bila kita mau jeli, lho. Karena terus terang pornografi itu ada di mana-mana. "Ketelanjangan" itu ternyata bertaburan bak bunga ditaman bhakti, kayak lagu kebangsaan hiiiiiii!!???!
Dari masa ke masa Waduh, gokil juga ya? Berarti memang masyarakat kita parah bin kacau-balau, termasuk para produsen produk yang tak menghiraukan rambu-rambu periklanan dan promosi, apalagi aturan kehidupan yang berlaku. Contohnya ya, acara macam angin malam, klinik harmoni, iklan kacang, iklan I-rex atau masih banyak, lah contohnya, kalo disebutin satu per satu, bisa habis media ini untuk nyebutin iklan, ya nggak, neng?. So, Ini menunjukkan bahwa masyarakat kita sedang sakit, Brur. Betul-betul parah dan liar nggak karu-karuan. Baik produsen dan juga konsumennya.
Kalo sekarang marak pornografi, mungkin jangan terlalu heran, karena ternyata 'nenek moyang' yang katanya lagu, nenek moyangku seorang pelaut, ternyata udah lama hidup dalam nuansa porno. Nggak percaya? Bila kamu menyaksikan potret tahun 1930-an di Bali, dalam foto itu tampak para gadis masih 'porno'. Juga kita bisa 'menyaksikan' relief-relief candi yang menggambarkan "pornografi." Wah, memang super gawat. Bukan cuma itu kawan, di Museum Pusat di Jakarta, di situ juga banyak dipamerkan patung-patung 'primitif' etnik yang juga porno.
Belum lagi karya-karya sastra klasik Indonesia yang juga sarat dengan gambaran-gambaran erotik. Seperti Arjunawijaya, Arjuna Wiwaha, Bharatayudha, Sumanasantaka, Sutasoma, Subadra Wiwaha, Kama Sutra. Wah, konon kabarnya dalam cerita-cerita itu sarat dengan adegan-adegan erotik yang bikin 'gerah'. Benar-benar sudah kacau sejak dulu, dong? Yes, 'nenek moyang' negerinya Mak Lampir ini rupanya terbiasa hidup dalam kerusakan dengan mengeksploitasi kecabulan. Kalo begitu nggak heran bila anak turunnya, nggak malu dikatain porno.Wah, Edan memang! Sori, rada kasar nih.
Porno atawa Seni?
Kamu masih inget nggak dengan kasusnya Sophia Latjuba? (Tapi jangan diplesetkan jadi Laa Jubah alias tidak pake jubah/baju , ya? He..he..he..) Yap, binatang sinetron ini pernah nekat difoto 'nyaris telanjang' di majalah Popular. Waktu itu masyarakat banyak yang protes, tapi nggak sedikit juga yang memburu majalah edisi 'telanjang' tersebut bahkan rela membeli dengan harga dua kali lipat dari harga semula, gila nggak friend!. Yang menarik, ternyata ada yang melakukan pembelaan bahwa itu adalah karya seni. Wah, kayaknya orang yang mbelain itu, perlu melihat lagi, apa sama tahi ayam sama tahi sapi, meski sama-sama tahi dan baunya sama nggak sedap, tapi coba rasakan tahi ayam khan beda dengan rasa tahi sapi. Hiiiii, emangnya enak ngrasain tahi sapi, kalo telur mata sapi memang ada. Yaaaa itu kali yang yang benar, dasar tulalit, heeee.!!
Bagaimana dengan aturan yang berlaku sendiri menyikapi pornografi ini? Wah, nggak jauh beda, non, Di negeri ini, pada pasal 3 dan 4 Kode Etik Jurnalistik, hanya menyebutkan "wartawan mengindari tulisan yang sensasional, amoral atau melanggar kesusilaan", nah kalo udah gitu mau ngapain, khan tidak ada ketegasan!!!
Sobat, kayaknya kita harus terus mengelus dada menyaksikan beragam kekacauan dan kemaksiatan ini. Khusus untuk masalah pornografi, kayaknya nggak bakalan kelar urusannya bila kita cuma diam membatu seperti patung. Sementara 'sarana' yang ditunggangi pornografi begitu deras menghantam kita setiap saat. Lewat film, nyanyian, majalah, iklan, termasuk lukisan dan patung, dan seabrek hiburan panggung yang bikin ruwet dan membuletkan akhlak kita. Coba liat, berapa jumlah "sarana" pornografi di negeri ini, 974 pers yang mengantongi SIUPP, 1.967 non pers punya Surat Tanda Terbit yang oplahnya mencapai 14 juta, bayangkan brur 14 juta, weleh-weleh. Tidak cukup hanya itu, ada 10 stasiun TVRI dengan 315 pemancar, ada 5 teve swasta dan ada 49 radio RRI dengan 351 pemancar, serta 752 radio non RRI, yah cukuplah dan sebanding kalo untuk merusak gaya hidup masyarakat kita.
Trus Brur, yang bikin gondok dan perih, ternyata sebagian masyarakat masih ada yang menganggap bahwa bila sarana 'penyebar' pornografi yang karya seni tidak termasuk ke dalam pornografi. Misalkan, seorang penyanyi dan pencipta lagu terkenal di negeri ini, yang kebetulan sedang naik daun malah sempat memaki-maki masyarakat kita ketika salah satu video klip-nya yang 'nyerempet' itu diprotes habis-habisan. Siapa lagi kalo bukan pelantun lagu "Jika", Melly Guslaw. Doi sempat uring-uringan dan menuduh masyarakat kita kuno dan nggak bisa hidup modern. Menurutnya, masyarakat kita harus meneladani penduduk Amerika yang selalu terbuka dan 'berani' hidup modern. Tambahanya lagi, doi menyebutnya sebagai karya seni, dan itu bukan porno. Wah, wah, wah, berabe juga tuh doi, kualat baru tahu rasa loo!!
Demikian juga, acara angin malam, bisa saja mereka berdalih itu adalah sex education. "Khan wajar masyarakat kita yang terlalu tertutup soal seks, bisa lebih terbuka dikit dengan acara macam angin malam". He, emangnya bisa njamin, kalo sudah ada acara angin malam atau klinik harmoni-hemaviton, pendidikan seks remaja kita bisa jadi mantep. Acara seperti lebih kepada unsur komersial belaka daripada sex educationalnya, dan lagi mana bisa pendidikan seks hanya dengan acara-acara gitu-gituan !Uhhhh Dasar.
So, Now, what?
Yes, Masyarakat ini sekarang betul-betul sedang sakit, coy dan bahkan penyakitnya parah banget, Suer, harus dicari 'obat' mujarab untuk bisa menyembuhkan penyakitnya itu. Nah, khusus untuk masalah porno dan pornografi Islam punya aturan yang oke punya dan dijamin bisa nylesein dengan tuntas, tas, tas. Karena Islam adalah ideologi, yang mampu menyelesaikan berbagai problem kehidupan, tul nggak???
Perhatikan, sabda Rasululah tentang hubungan pemenuhan gharizah an-nau' (naluri seks) yang kacau ini : "Anak Adam tidak dapat menghindar dari perbuatan (yang menghantarkannya kepada) zina, yang pasti akan menimpanya, yaitu zina mata adalah dengan melihat (aurat wanita), zina telinga adalah dengan mendengar (kata-kata porno/desahan, cinta asmara dari wanita/lelaki yang bukan suami/istri), zina lidah adalah dengan ucapan (menggoda wanita dengan rayuan dan kata-kata kotor dan porno), zina tangan adalah dengan tindakan kasar (memperkosa, menjawil bagian tertentu dari tubuh wanita), zina kaki adalah dengan berjalan (ke tempat maksiat, misalnya ke kompleks pelacuran). (Dalam hal ini), hatilah yang punya hajat dan cenderung (kepada perbuatan-perbuatan tersebut), dan farji (kelamin) yang menerima dan menolaknya." (terj. HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Coba cari Brur, ayat dan hadits mana yang membolehkan kita mengobral aurat? So, nggak ada khan, yang ada ada! Justru kita akan banyak temukan adanya perintah untuk menutup aurat. Lihat Al-Quran surat An-Nuur ayat 31 yang artinya : "…Janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali yang biasa tampak dari padanya…"
Ayat ini dengan jelas melarang wanita untuk tidak menampakkan auratnya. Yang boleh terlihat hanyalah apa-apa yang biasa tampak. Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud adalah wajah dan telapak tangan.
Sobat, pornografi yang bertaburan adalah akibat rusaknya pemikiran, perasaan dan peraturan yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Jelas dong, kalo pikirannya 'waras' nggak bakalan ada acara seperti itu. Kalo perasaan masyarakat nggak diracuni dengan acara angin malam, kalo peraturan negara menggunakan aturan yang datang dari Allah, yang lebih tahu kelemahan dan kelebihan mahluk ciptaan-Nya dijamin deh pornografi dan turunnya nggak bakal bikin resah masyarakat.
Untuk menumpas masalah porno dan pornografi sampai ke akar-akarnya diperlukan tiga hal; yakni (1) takwa individu, (2) kontrol masyarakat, dan (3) penerapan aturan dan sanksi oleh penguasa (pemerintah). Takwa individu jelas amat dibutuhkan, karena orang yang bertakwa pasti akan malu untuk melakukan atau menyaksikan perbuatan maksiat macam pornografi. Karena berbuat maksiat adalah dosa. Pengawasan dari masyarakat juga kudu ampuh, soalnya ada saja individu yang nekat berbuat salah. Bila tidak ditegur, bisa berbahaya bagi jamaah yang lain. Ingat sabda Rasulullah Saw. yang artinya : "Apabila telah tampak perzinahan dan riba di suatu daerah, maka penduduk daerah itu telah menghalalkan diri mereka sendiri untuk mendapatkan adzab Allah".
Jadi, masyarakat harus kompak dalam menilai suatu perbuatan. Jika salah, katakan salah, jika porno katakan porno, bukan porno dikatakan seni atau seni yang dipornokan. Mayarakat jangan cuek bebek aja kayak wong bodo. Nah, selanjutnya, negara harus berani dong untuk menerapkan aturan dan sanksi bagi yang melanggar. Jangan pornografi yang kecil saja yang diberantas, tapi media pelancar pornografi seperti majalah, koran, teve, internet dll dibiarkan terus menayangkan. Maka jangan kaget bin stres bila suatu saat nanti tayangan serupa atau yang lebih parah bakalan muncul.
Nah, udah saatnya berbenah diri, mulai dari individu kita, masyarakat kita dan negara kita, tiga kontrol ini harus selalu bersamaan dan bergandengan, nggak boleh salah satunya ditinggalkan. Boleh kamu telanjang, tapi nanti kalau kamu sudah death alias mati. Kalo kamu mati bakal "ditelanjangi" (baca ; dihizab) oleh Allah atas perbuatanmu di dunia, makanya sebelum "ditelanjangi" Allah, jangan mau disuruh telanjang beneran di dunia, wah berabe banget, brur, baju yang kamu copot waktu telanjang bakal jadi baju api neraka kamu nanti diakhirat, wiihh, takuttt!!
Naudzubillah mindzalik
Wallahu 'alam bishowab
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Uki Kifli | Bacalah | Bacalah
Copyright © 2011. Uki Media Network :: Berkembang Dalam Tantangan
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger