Love is blind, begitu
kira-kira crita film Ada Apa Dengan Cinta?(A2DC). Nggak bermaksud menggurui,
tapi nggak ngefek and nggak matching kalo sobat muslim pada bernafsu pengin
nonton itu film, selain critanya pasaran, lagian nggak ada nilai positifnya
buat Islam kamu, bisa-bisa malah luntur tuh iman, khan berabe?
Film yang dipercayakan
pada Rudi Soedjarwo untuk menyutradarai ini, isinya drama percintaan anak SMA.
Jujur, sang penulis skenario yang juga sering nulis cerpen, sebuah skenarionya
diangkat ke layar lebar dengan judul Rini Tomboy yang mendapat lima nominasi
Citra, dengan Jujur sebagai Penulis Skenario Terbaik. Karyanya Buku Catatanku.
di film televisi, mendapat piala Vidya dalam Festival Sinetron Indonesia.
Anto, yang lulusan IKJ,
Fakultas Seni Rupa dan Desain, beberapa karyanya dapat dilihat dalam iklan
Telkomsel dan Coca Cola. Juga dalam video klip Andien (My Funny Valentine),
Indra Lesmana (Reborn dan Aku Ingin) dan Gil (Live Your Dreams). Dan di A2DC
Anto kembali ingin mengulang suksesnya di bidang designer.
Pengalaman Roy lolang
sebagai Director of Photography terbukti di sejumlah film dokumenter, di
antaranya dua episode Anak Seribu Pulau. Selain itu, juga mengerjakan film
televisi Buku Catatanku, bersama Miles Productions. Dalam hal video klip, mulai
dari klip Melly Goeslaw, Reza-Masaki Ueda, sampai Andien (My Funny Valentine)
yang menjadi nominasi Video Klip Terbaik VMI 2000. Roy juga telah menggarap
lebih dari 250 buah iklan TV. (adaapadengancinta.com)
Film A2DC, Nggak Usah
Heran
Itulah A2DC, kolaborasi
orang seni, orang media dan orang komunikasi sehingga film ini cukup apik. Tapi
sayangnya, orang-orang potensial yang ada di dalamnya memanfaatkan kepiwaian
mereka hanya untuk merusak generasi muda kita, lho koq? Ya okeylah kalau memang
mereka hanya sekedar membuat film dan nanti terserah penontonnya sendiri mau
diaplikasikan apa dari nonton filmnya, tapi yang jelas sebagai orang komunikasi
dan media, tentu mereka tidak lupa teori efek media. Dalam teori efek media,
single message dari media akan mengenai individual receiver, oleh individu
tersebut akan di receiver. Dalam jangka pendek efek media tadi akan menimbulkan
stimulus atau respon yang ambigu (penolakan) disebabkan oleh frame of reference
seseorang. Tapi pada jangka panjang tayangan tadi akan diadopsi, didifusi dan
di inovasi sehingga disesuaikan dengan karakteristik dia atau lingkungan dimana
dia berada. Kira-kira seperti itulah apa yang diinginkan film A2DC kepada
penontonnya. So, it's about trouble maker. Padahal kita tahu film kayak gituan
jelas mengusung budaya gaul bebas, dan kita tahu juga budaya itu telah
melahirkan penyakit sosial seperti AIDS, prostitusi, aborsi dlll. Tuh, masih
mungkir juga?
Kalo soal crita filmnya
sih, diakui film ini tidak akan jauh critanya dengan Gita Cinta dari SMA-nya
Rano Karno dan Yesi Gusman. Yah, mau dibuat sedasyat Titanic, Kuch Kuch Hota
Hai atau yang laen, film tentang cinta toh hasilnya tetap cinta itu sendiri, ya
nggak? Lagian, yang namanya cinta dari nenek moyang ampe' cucu moyang kita
nanti ya sama aja, nggak akan berubah. Beda dengan buah pisang, kalo dulu
pisang bisa dibuat kolek atau pisang goreng tapi karena perkembangan zaman ada
pisang yang bisa dibuat masker wajah, atau buat ngobatin penyakit, atau kalo
kamu pas kaget ngeliat hantu di malam hari, pasti kamu akan pisang, ehhh, itu
pingsan, Neng!!
Cinta adalah Pacaran!,
Bener nggak?
Banyak cara untuk
ngungkapin cinta. Bisa dengan cara verbal maupun non verbal. Kalau orang
Indonesia ngungkapin cinta dengan "Aku cinta kamu", orang Inggris
bilang "I love you", orang Afrika bilang "Ek het jou lief",
orang India bilang "Hum tumhe pyar karte hae", orang Jepang bilang
"Aishiteru", orang Mandarin bilang "Wo ai ni" orang Turki
bilang " Seni Seviyorum" dan sebagainya.
Apapun ungkapan dan cara
mereka dalam mengungkapkannya tetapi tujuan yang ingin diraih adalah sama yaitu
cinta itu sendiri. Salah satu lembaga formal untuk menyatakan cinta itu adalah
pacaran dan menikah. Kalau menikah mereka menganggapnya itu imposible lah,
karena cintanya cinta monyet. Akhirnya jalan terakhir adalah pacaran.
Aktifitas pacaran bukan
aktifitas PDKT aja, tetapi sudah mengarah pada prilaku sex bebas.Ingat, kasus
Itenas-Bandung yang meledak VCD-nya, atau kasus diperkosa dan dibunuhnya dua
anak bau kencur oleh dua pemuda Sholehudin dan Abdul Rohim di Pasuruan. Dan
sederet kasus pelecahan seksual lainnya di negrinya "Didi Kempot"
ini..
Lantas apa yang
menyebabkan semuanya itu terjadi?. Psikiater kondang Dadang Hawari menunjuk
maraknya media masa dan tempat hiburan yang mengundang nafsu syahwat ini
sebagai penyebab utamanya. Lihat saja acara media elektronik yang biasa tersaji
didepan keluarga kita. Hampir semuanya menayangkan prilaku zina, misalnya
adegan ciuman sampai persetubuhan, sinetron perselingkuhan, iklan di
"tempat tidur", telenovela yang isinya berkisar masalah sex bebas,
hingga komik dan film kartun seperti Crayon Shincan yang membimbing anak-anak
untuk bertingkah laku cabul. (satunet.com)
Pakar ilmu komunikasi
Paul B. Horton dan Chaster menyatakan, kelompok pertama yang jadi reference of
group remaja adalah peer group alias teman sebaya. Dari pergaulan dengan
temannya itulah seorang remaja mengadopsi way of life. Makanya kalo temannya
pada ngeliat film A2DC, dia nggak juga liat, dia akan merasa nggak pede, atau
bahkan teman sebayanya akan mengatainya sebagai kuper atau nggak gaul. Tuh
khan!
Tapi kalo ini teorinya
penulis, bahwa banyak sudah tontonan yang menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi
tontonan. Liat aja, sinetron, telenovela telah menjadi tuntunan masyarakat kita
dalam bertingkah laku, sementara acara waktu bulan puasa, seperti ronda di
RCTI, ditunggu orang karena hanya pengin nonton lawakannya Topan dan Leysus,
wah itu namanya tuntunan Islam hanya dijadikan barang tontonan doang. Begitu
pula film A2DC, hanya salah satu dari sekian cara orang sekular untuk
menjadikan tontonan A2DC menjadi tuntunan bagi ABG or remaja dalam berinteraksi
dengan lawan jenis. Siapapun nggak akan mungkiri itu !
Pacaran, bikin Hidup
lebih Hidup?
Pacaran bisa memacu
semangat belajar? Walah, kayaknya semut aja ketawa-ketawi kalo denger. Padahal
teori ama praktik beda banget. Kalo emang pacaran bisa nambah semangat belajar,
tapi kenapa amburadul sekolahnya gara-gara pacaran? Ingatannya tajam kalo
disuruh ngingat nama gacoannya, atau tentang beragam hal yang berkaitan dengan
doskinya. Tapi kalo ditanya tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia,
pasti jawabannya tu-la-lit. Trus, tiap malam minggu musti ada jadwal wakuncar.
Lha kapan mau belajarnya, Mas? Wis...rucak-rucak.
Trus kalo pas di sampul
bukunya ada foto si blondo Britney Spears, ia selalu memiripkan pacarnya dengan
Britney, padahal mirip Digimon (hee..hee..). Di dinding kamarnya, bukannya
dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus fisika, matematika, atawa kimia, tapi malah
ditempeli foto pacarnya. Trus di kamarnya nongkrong radio-tape yang kalo
dengerin satu lagu, bisa-bisanya dicocokkan dengan isi hatinya saat pertama
kali ketemu doinya. Wah, gimana bisa belajar? Padahal, setahu penulis, banyak
juga lho, yang semangat belajar tanpa kudu ngenjalanin pacaran. Justru, waktu
sekolah dulu, ada teman penulis yang main api asmara, malah belajarnya
awut-awutan. Kalo soal rajin dateng ke sekolah, ya iya sih. Tapi yakinlah,
tujuan utamanya bukan untuk belajar di sekolah, tapi cuma pengen ketemu si dia.
Bener kan? Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem kena sindir nih.
Pacaran katanya bisa
bikin fresh pikiran kita.
Aduh biyung, kayaknya
perlu diedit lagi itu otak buat yang bilang beginian. Sebab itu cuma
mengada-ada aja. Buktinya, banyak sobat remaja yang dibikin puyeng tujuh
keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh menurunkan
rumusnya Enstein E=mc2, salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin
ngakak seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein
mencret-mencret! Huahahaa!!!.
Eh, teman pembaca, ada
juga lho teman kamu yang pacaran dengan alasan untuk seleksi kepribadian,
supaya kalo jadian nikah nggak usah ragu en berabe lagi. Ya, kali aja ada yang
nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke juga
tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo
niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, nyatanya
banyak yang justru setelah berpacaran sekian tahun, eeh bubar dengan alasan
nggak cocok (emangnya sepatu? huu), bilang aja mau coba-coba, itulah wujud
kepengecutan mereka. Makanya bagi yang pengecut, sekali lagi...pengecut,
pacaran adalah alternatif untuk coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa say
goodbye. Celakanya, kalo sampe dicobain luar-dalam, wuih ngeri deh! Cowok or
cewek yang beginian nih, ketahun banget niat joroknya.
Kalo alasannya adalah
untuk mengetahui info tentang si doi, tanya aja sama temannya yang yang emang
udah akrab dan bisa dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya. Beres kan?
Nggak sulit kok. Alasan teman kamu yang model begini bisa kita mentahkan.
Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran, malah adem
ayem aja tuh, dalam rumah-tangganya.
Sobat, bagi kamu yang
laki, pacaran juga bisa nguras dompet kamu lho, bagi yang cewek ketiban rejeki
nomplok; dijajanin, main ke tempat hiburan, dibeliin baju, dan seabrek
"gula-gula" lainnya. Soalnya, malu dong kalo kebetulan ketemu sama
teman lain, pas kamu lagi jalan sama pacar trus diledekin dengan plesetan syair
lagu Iwan Fals: "jalan berdampingan tak pernah jajan-jajan" (heeee).
Ya, itu namanya cinta TERPADU alias terpaksa pakai duit. Fakta ini jadi klop
dengan tulisan yang suka nemplok di pantat truk, "Senyummu merobek
kantongku!" (copeeet kali)
Trus, gimana dong? Nah,
ini saat yang tepat untuk berubah, mengubah persepsi kamu tentang cinta. Cinta
yang diaplikasikan melalui pacaran atau sex bebas adalah salah besar dalam
pandangan Islam, cinta seperti itu adalah sampah, bikin bau busuk, kalo' nggak
dibuang ya dibakar. Sedangkan cinta dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang
fitri keberadaanya pada diri manusia, bahkan dalam sebuah hadits cinta itu
disetarakan atau diidentikan dengan keimanan kita, misalnya : "Tidak
dianggap beriman diantara kalian hingga Aku (Rasulullah) lebih di cintai
daripada cintanya kepada sanak keluarganya dan keseluruhan manusia" (HR.
Bukhori)
Cinta itu tidak harus
kepada lawan jenis, bisa cinta sama kakak, adik, ortu, saudara seiman tapi
tetap saja cinta kepada mereka tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah dan
Rasul-Nya sebagaimana dalam sebuah ayat : "Katakanlah "Jika kamu
mengutamakan bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu,
keluargamu, harta hasil usahamu, perdagangan yang kamu khawatirkan
kebangkrutannya dan tempat tinggal yang kamu senangi, melebihi daripada
mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berjihad fi sabilillah, maka nantikanlah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya" (TQS. at-Taubah 24).
Siapapun bisa mengidap
cinta, anak muda, orang tua ataupun "nak-kanak" bisa memiliki rasa
cinta, namun kalo mereka muslim yang ngaku dengan syahadatain ingat firman
Allah : "Katakanlah (Muhammad): Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah,
turutilah aku Muhammad, pasti Allah mencintaimu pula dan sekaligus mengampuni
dosa-dosamu" (TQS. ali-Imron 31)
Itulah cinta dan
konsekuensinya, jika kita cinta (baca: taat) kepada Allah, janji Allah akan
mencintai kita. Bagaimana rasanya dicintai Allah? Pasti enak dan tentu enak
karena Allah yang punya kenikmatan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Sedangkan cinta fatamorgana kayak pacaran itu, ora ono untunge Mas!! Seharusnya
kita berpikir, siapa yang memberi doimu wajah sing "sumringah"? Siapa
yang memberi nikmat padamu tanpa batas? Cinta siapa yang abadi? Tentu kita
semua udah tau jawabnya, hanya Allah SWT. Gimana, brur? Kalo' dibandingin khan
juauuuh banget bedanya.
Nah sobat, bagi kamu yang
masih aktif pacaran, segera lakukan pembenahan.
Pertama, amputasi aja
pacar kamu. Sakit dong? Artinya putusin, yah, emang sakit sih, tapi salahmu
sendiri ngapain pake maen api cinta segala, terbakar baru tahu rasa kamu. Kalo
baru terbakar api cinta paling bisa disembuhin dua ampe tiga hari, tapi kalo
udah terbakar api neraka, jangankan diobatin, minta tolong aja nggak ono' sing
ngreken.
Kedua, Pelajari Islam.
Karena hanya dengan mempelajari Islam kamu akan yakin, bahwa Allah pasti akan
memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di tangan Allah,
bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi "begituan"
sama hansip).
Ketiga, kurangi deh,
porsi tontonan yang bisa merangsang naluri cinta kamu terhadap lawan jenis,
soalnya yang punya media udah nggak peduli kalo tontonan mereka merusak jiwa
generasi muda, sing penting melestarikan UUD (Ujung-ujungnya Duit), so pasti
yang mereka berikan kepada kita adalah mengandung nilai yang bertentangan
dengan Islam.
Keempat, hindari atau
jauhi sohib yang bisa menjerumuskan dirimu ke dalam kesesatan yang nyata, sohib
seperti itu nggak layak kamu jadikan brothers. Kalo' dalam film Brama Kumbara
orang-orang seperti itu disebut bedebah!!
Sedangkan, bagi kamu yang
belum terjun ke dalam aktivitas pacaran, hindari segala peluang yang bakal
menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam, sering hadir di
majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di
sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal meredam
keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya itu. Firman
Allah Swt: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat." (TQS an-Nûr 30).
Yang penting sekarang
alasan-alasan kamu yang menjalani aktivitas pacaran semuanya tertolak secara
logika, apalagi hukum Islam. Alasan-alasan tersebut hanya justifikasi alias
pembenaran terhadap penghambaan seseorang mengumbar hawa nafsu, awal mula seks
bebas, kelanjutan dari gaya hidup semau gue, dan akhirnya derajat kita lebih
rendah dari hewan ternak (hiii...gilo Rek!!).
OK, sedahsyat apapun
A2DC, nggak perlu heran, kagum, terpesona, ya emang tujuan mereka membuat kita
seperti itu, sehingga dalam jangka panjang menurut teori efek media diatas,
kita akan mengadopsi atau mengambil apa yang kita heran, kagum, terpesonakan.
Seorang muslim yang tangguh bukanlah seorang muslim yang ngikuti trend zaman
yang dikagumi, tapi seorang muslim yang tangguh adalah mereka yang masih teguh
memegang Islam meski zaman telah berubah-ubah, hal seperti ini telah disinyalir
oleh Rasulullah SAW, haditsnya : "Sesungguhnya akan datang masa yang
memerlukan kesabaran. Bagi orang yang memegang teguh agamanya ibarat memegang
bara api. Orang yang melaksanakan perintah, pahalanya 50 orang biasa. Para
sahabat bertanya 'orang biasa itu dari kami atau dari mereka'. Rasulullah
menjawab 'dari golongan kalian' (HR. Al Bazaar dan Thabrani dalam Majma'uz
Zawaaid) (lbr/dy)



0 comments:
Post a Comment