Francis
Fukuyama, seorang ahli politik dan ekonomi pada tahun 1989 menulis buku yang
berjudul The end of History and the Last Man, lalu dipublikasikan pada awal
90-an. Buku ini merupakan sebuah tesis yang dibuatnya untuk menggambarkan
keadaan atau dinamika politik dan ekonomi setelah berakhirnya Perang Dingin
(Cold War) pada akhir 80-an yang ditandai dengan runtuhnya rezim Uni Soviet
yang “kalah” dalam perang ideologi melawan kekuatan Amerika Serikat (AS).
Tesis Fukuyama
ini menegaskan suatu hal terkait kemenangan liberal/kapitalisme AS atas Uni
Soviet yang komunis, yaitu kemenangan teori liberal/kapitalis terhadap teori
komunis dan sosialis yang dianggapnya sudah usang. Ini terbukti dengan adanya
negara-negara yang dahulu menerapkan teori komunisme seperti China dan Rusia
sebagai pewaris Uni Soviet telah meliberalisasikan perekonomiannya guna
mensejahterakan rakyat mereka, walaupun China mempunyai nama tersendiri untuk
liberalisasi ekonominya, yaitu liberal sosialis dan rusia yang telah membuka
pasarnya dengan dunia luar khususnya dengan barat (AS).
Namun belakangan
ini Liberalisme dan kapitalisme sedang mendapati masalah besar, seiring
terjadinya krisis finansial di AS akhir 2007 yang dinamakan Subprime Mortgage
atau kredit macet yang dialami oleh perumahan kelas dua di AS telah membuat
ekonomi AS goncang bahkan dunia pun ikut terkena dampaknya. Hal ini disebabkan
ketidakmampuan para pemilik rumah untuk membayar tagihan kredit rumah mereka
yang melambung tinggi. Hal ini juga menyebabkan tumbangnya beberapa perusahaan
besar di AS.
Pemerintah AS
nyatanya sudah keliru akan ekonomi pasar bebas yang mereka anut, terutama pada
saat pemerintahan Bush (junior) yang membebaskan pasar mengatur dirinya sendiri
tanpa ada kontrol pemerintah, walaupun menganut pasar bebas tapi pemerintah AS
harus tetap mengkontrolnya. Namun pada pemerintahan Obama, mereka sadar
perlunya peran pemerintah untuk mengkontrol pasar agar tetap pada koridor hukum
dan aturan dalam ekonomi pasar bebas.
Ekonomi AS, saat
ini bisa dibilang hampir menuju Great Depression, seperti pada tahun 30-an yang
terjadi di AS, yaitu sebuah krisis besar yang menyebabkan AS kolaps. Segala
upaya dilakukan Obama untuk meredam dan memulihkan perekonomiannya yang telah
berdampak luas bagi ekonomi dunia. Bail Out, Stimulus fiskal dan upaya
pemerintah yang mendorong rakyatnya untuk mencintai dan membeli pruduk dalam
negeri. Hal ini sangat kontras dengan sistem ekonomi liberal atau kapitalis
yang mereka anut, ini juga juga ditanggapi dengan kritik tajam dari para mitra
dagang AS karena dengan mengimbau rakyat AS untuk mencintai produk dalam negeri
dan juga membelinya, sama saja akan mematikan aktivitas ekspor-impor AS dengan
negara lain dan dapat mengakibatkan AS masuk kepada sistem ekonomi sosialis
yang menjadi musuhnya dalam Perang Dingin dulu.
Banyak pakar dan
masyarakat internasional berpendapat, bahwa krisis kali ini merupakan kegagalan
ekonomi kapitalis dan ekonomi pasar bebas yang diterapkan AS, sehingga mereka
beranggapan bahwa ini adalah akhir dari rezim kapitalisme. Terkoreksinya pasar
bebas di AS menandakan ada yang tidak “beres” dengan sistem itu, sebelumnya,
bahkan jauh dari krisis ini, Goerge Soros, seorang ekonom telah memprediksikan
akan terjadinya krisis dan ia pun mengkritik sistem kapitalisme saat ini yang
menurutnya sudah keluar koridor.
Tesis Fukuyama
(The End of History and the Last Man) saat ini mendapati sebuah masalah
validitas, itu terjadi karena akibat krisis ekonomi global yang bermuara di AS
menyebabkan terkoreksinya sistem ekonomi pasar bebas dan beberapa masyarakat
serta para ekonom berprediksi ini merupakan akhir dari kapitalisme (The End of
Capitalism).



0 comments:
Post a Comment