Jakarta, GATRAnews - Partai politik (parpol) Islam
yang lolos Parliementary Treshold (PT), diprediksi hanya 3,5 persen,
akibat minimnya dukungan simpatisan terhadap parpol ini.
"Angka PT itu menjadi landasan partai masuk parlemen, 5 partai
nasionalis kansnya cukup besar, karena perolehan suaranya sudah besar.
Sedangkan parpol Islam diperkirakan hanya 1 atau 2 saja yang lolos,"
kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ajie Alfaraby, saat
merilis hasi survei terbarunya, "Makin Suramnya Partai dan Capres Islam
di Pemilu 2014", di Jakarta, Minggu (14/10).
Sulitnya parpol Islam menembus angka 3,5 persen yang telah dipatok, karena 70 persen suara pemilih dikuasai oleh partai politik nasionalis, sehingga kans 4 parpol Islam, yakni PAN, PKB, PKS, dan PPP akan sulit, terlebih jika papol ini tidak melakukan langkah terobosan untuk mengembalikan dukungan terhadap parpol dan tokoh Islan yang diusungnya. "Hampir dipastikan, suara yang tersisa, yakni 30 persen akan kembali diambil 5 partai nasionalis, terutama Golkar," ujar Ajie.
Adapun komposisi perolehan suara versi LSI pada hari ini, yakni Partai Golongan Karya (Golkar) di peringkat pertama, mendapat 21,1 persen dukungan, disusul masing-masing PDIP (17,2 persen), Demokrat (14 persen), Gerindra (5,2 persen), dan NasDem (5 persen). Adapun perolehan suara empat parpol Islam, yakni PKS, PAN, PPP, dan PKB hanya memperoleh dukungan suara di bawah 5 persen.
Menurutnya, jika angka jajak pendapat 2004 di atas dibanding pemilu 2004, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih menempati posisi ketiga perolehan suara, yakni memperoleh dukungan sebesar 10,6 persen. Kemudian, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menempati posisi keempat karena memperoleh dukungan 8,1 persen, disusul partai nasionalis, Demokrat di peringkat kelima dengan perolehan suara sebesar 7,5 persen.
"Pada pemilu tahun 2009, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menempati posisi keempat perolehan suara nasional dengan dukungan 7,9 persen. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) di peringkat kelima dengan dukungan sebesar 6 persen," papar Ajie.
Menurutnya, tren perolehan suara parpol Islam terus terjun bebas. Tahun 1955 yang merupakan pemilu pertama dan dicatat sebagai pemilu yang paling demokratis, total perolehan suara parpol Islam sebesar 43,7 persen. Kemudian, pada pemilu tahun 1999, yakni pemilu pertama pasca-Orde Baru, total perolehan semua Parpol Islam melorot ke angka 36,8 persen.
Sedangkan pada pemilu tahun 2004, memang total perolehan suara parpol Islam sempat naik 1,3 persen dibanding tahun 1999, yakni menjadi 38,1. Namun, pada pemilu 1999, total suara partai Islam kembali anjlok, yakni hanya mendapat suara sebesar 25,1 persen. "Dan pada survei Oktober 2012, total suara parpol Islam jika digabungkan hanya sebesar 21,1 persen," hitungnya. (IS)
Sulitnya parpol Islam menembus angka 3,5 persen yang telah dipatok, karena 70 persen suara pemilih dikuasai oleh partai politik nasionalis, sehingga kans 4 parpol Islam, yakni PAN, PKB, PKS, dan PPP akan sulit, terlebih jika papol ini tidak melakukan langkah terobosan untuk mengembalikan dukungan terhadap parpol dan tokoh Islan yang diusungnya. "Hampir dipastikan, suara yang tersisa, yakni 30 persen akan kembali diambil 5 partai nasionalis, terutama Golkar," ujar Ajie.
Adapun komposisi perolehan suara versi LSI pada hari ini, yakni Partai Golongan Karya (Golkar) di peringkat pertama, mendapat 21,1 persen dukungan, disusul masing-masing PDIP (17,2 persen), Demokrat (14 persen), Gerindra (5,2 persen), dan NasDem (5 persen). Adapun perolehan suara empat parpol Islam, yakni PKS, PAN, PPP, dan PKB hanya memperoleh dukungan suara di bawah 5 persen.
Menurutnya, jika angka jajak pendapat 2004 di atas dibanding pemilu 2004, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih menempati posisi ketiga perolehan suara, yakni memperoleh dukungan sebesar 10,6 persen. Kemudian, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menempati posisi keempat karena memperoleh dukungan 8,1 persen, disusul partai nasionalis, Demokrat di peringkat kelima dengan perolehan suara sebesar 7,5 persen.
"Pada pemilu tahun 2009, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menempati posisi keempat perolehan suara nasional dengan dukungan 7,9 persen. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) di peringkat kelima dengan dukungan sebesar 6 persen," papar Ajie.
Menurutnya, tren perolehan suara parpol Islam terus terjun bebas. Tahun 1955 yang merupakan pemilu pertama dan dicatat sebagai pemilu yang paling demokratis, total perolehan suara parpol Islam sebesar 43,7 persen. Kemudian, pada pemilu tahun 1999, yakni pemilu pertama pasca-Orde Baru, total perolehan semua Parpol Islam melorot ke angka 36,8 persen.
Sedangkan pada pemilu tahun 2004, memang total perolehan suara parpol Islam sempat naik 1,3 persen dibanding tahun 1999, yakni menjadi 38,1. Namun, pada pemilu 1999, total suara partai Islam kembali anjlok, yakni hanya mendapat suara sebesar 25,1 persen. "Dan pada survei Oktober 2012, total suara parpol Islam jika digabungkan hanya sebesar 21,1 persen," hitungnya. (IS)
0 comments:
Post a Comment