MENUNTUT ILMU TANPA BATAS GEOGRAFI DAN WAKTU - Uki Media Network
Headlines News :
'

Home » » MENUNTUT ILMU TANPA BATAS GEOGRAFI DAN WAKTU

MENUNTUT ILMU TANPA BATAS GEOGRAFI DAN WAKTU

Written By Unknown on Saturday, September 8, 2012 | 6:09 AM

Zaman yang semakin maju, teknologi yang semakin modern membawa manusia masuk ke zaman milineum yang mengandalkan tenaga mesin (robot) mengubah mind set dan pola pikir serta menuntut untuk serba instan, pergeseran ini mengakibatkan manusia banyak menggunakan logika dan kemampuannya tanpa menggunakan akal budi, rasa-rasanya kejahatan semakin mendominasi, kebenaran semakin dijauhi padahal dengan akal budi kita dapat mengerti dan paham akan kebenaran, dan itulah menurut saya kelebihan kita dari ciptaan Tuhan yang lainnya, kita diberikan pikiran dan akal budi untuk bisa membedakan mana yang jahat dan mana yang benar. Tetapi dengan bergulirnya zaman maka menusia kehilangan akal budi bagai dimakan virus, virus akal budi merasuki pikiran manusia pada saat sekarang ini.
Globalisasi mengantarkan kehidupan kedalam sebuah situasi dimana batas-batas ruang dan waktu hampir tidak berfungsi lagi. Manusia modern dalam alam globalisasi menembus kehidupan tanpa batas waktu, dan tanpa batas-batas geografis. Akselerasi teknologi informasi dan transportasi menjadikan arus cultural merambat kesegala penjuru dengan pesat sekali. Ini semua mengakibatkan kehidupan menjadi penuh resiko dan kecemasan. Walau globalisasi membawa dampak positif, namun sebagian orang mencemaskannya, masalahnya bagaimana semua orang dan bangsa menyikapinya dan menghadapinya. Gelombang globalisasi yang ikut di pacu oleh teknologi informasi bahkan telah melahirkan, bukan hanya budaya nyata tetapi juga budaya maya (cyber culture). Kemajuan teknologi informasi telah membentuk ruang cyber yang maha luas, sebuah universe baru, yakni universe yang di bangun melalui jaringan internet dan komunikasi. Ruang cyber baru itu merupakan ruang lalu lintas ilmu pengetahuan, gudang rahasia, entertainment dan berbagai bentuk pertunjukan, suara dan music yang dipancarkan dengan kecepatan cahaya elektronik, itulah ruang cyber yang telah melahirkan budaya maya, berupa geografi mental yang di penuhi dengan berbagai data dan ketidaklayakan. Mencerminkan lalu litas budaya semakin pesat menularkan virus akal budi ganas, dan jika tidak dihadapi dengan cara yang tepat justru melahirkan kesulitan-kesulitan yang sangat mengacaukan
Menurut Belferik Virus Akal Budi Ganas menggambarkan betapa hebatnya membelokkan usaha manusia meraih kebahagian, hidup menjadi tegang, sedih, bosan dan hampa, semakin tua, tampak semakin loyo. Pernahkah anda bertanya, mengapa tayangan misteri, tayangan kriminal, gosip punya rating tinggi dikalangan pemirsa? Café, restoran fast food yang menjamur dimana, politikus korup dan tukang kipas masih terpilih dan berkuasa? Ilmu pengetahuan sepi penggemarnya. Cara-cara memperjuangkan hidup tidak lagi mengacuhkan norma dan agama. Perbuatan baik dianggap tidak lagi popular, bahkan diposisikan sebagai sikap yang tidak efektif untuk sukses. Virus akal budi bisa mengendalikan hidup agar berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang bisa menghancurkan kehidupan. Virus akal budi bersama kita sekarang ini, dan terus akan berevolusi hingga makin campin menjangkiti kita. Kita terjangkiti virus akal budi dengan cara-cara baru, seperti, televise, lagu-lagu pop, atau teknik pemasaran, dunia politik, tetapi juga dengn cara-cara yang sangat kuno, seperti kegiatan-kegiatan kita, bahkan ngobrol dengan teman-teman.
Sudiki menyebut virus akal budi sebagai penyakit karakter ( kecerdasan spiritual). Ia mengatakan bahwa krisis moral yang hampir merambah seluruh lini kehidupan. Sebenarnya berasal dan bermuara pada krisis spiritual. Krisis spiritual memang mengjangkiti kita dewasa ini. Kegilisahan hidup sesungguhnya menjadi gambaran adanya masalah spiritual. Persoalan- persoalan hidup, seperti mafia, tauran, penindasan, kekerasan, korupsi, kekerasan rumah tangga, bahkan kegelisahan hidup lainnya bersumber dari kerusakan akal budi oleh virus ganas. Bangsa ini sedang sakit, masyarakat, institusi, mahasiswa, keluarga bahkan individu sudah mengalami sakit parah atau komplikasi. Manusia Indonesia telah kehilangan kebermaknaan hidup. Agama yang di anut tidak membawa orang kapada perbuatan baik dan mengasihi sesamanya. Padahal negeri ini dikenal dengan negara beragama dan bermartabat, sungguh mengagungkan memang tetapi pada kenyataannya sangat menyedihkan, bangsa ini menjadi bangsa yang kasihan.
Kebermaknaan hidup
Kebermaknaan hidup ialah faedah dari diri dalam kehidupan. Untuk siapa kita ada? Apakah untuk diri sendiri atau juga orang lain, bahkan untuk yang menciptakan kita? Rantang kebermaknaan diri pribadi bisa dimulai dari kebernaknaan untuk diri sendiri (self enchancement), sampai dengan kebermaknaan yang lebih besar dan luas ( self transdency). Kebermaknaan untuk diri sendiri berarti mamfaat hidupnya adalah untuk kepentingan diri sendiri, bekerja untuk diri sendiri, membangun keluarga untuk kebahagian diri sendiri, apapun dilakukan bermuara kepada kepuasan diri sendiri. Kebermaknaan transendensi adalah mamfaat diri untuk kepentingan diluar diri, bekerja bermakana untuk orang lain, membangun keluarga untuk kebahagian seluruh anggota keluarga apapun dilakukan utamanya adalah untuk kepentingan yang lebih luas.
Bahrulhag mengemukakan konsep transendensi dalam berbagai bidang kehidupan, bidang keilmuan dan bahkan bidang keagamaan, ia mengatakan bahwa “trasendensi” secara etimologis berarti selalu melampaui, selalu mencari puncaknya, selalu tertuju kepada yang tak terbatas. Transendensi membebaskan pikiran manusia dari dogmatis, fiksasi, pendewaan dan materialisme. Ia didasarkan pada perbedaan antara yang terbatas dengan yang tidak terbatas, yang tampak dengan yang tidak tampak, yang material dan spiritual. Di puncak gunung, semua pihak bertemu. Transendensi sebagai sebuah konsep, metafisik tampak sebagai kode etik universal , sebuah norma perilaku, sebuah nilai untuk dimiliki. Ia sama dengan bukti rasional, dengan kecendrungan umat manusia untuk selalu mencari yang melampaui. Dalam universal, semua yang particular bertemu, Transendensi melindungi persamaan dan perbedaan semua orang, budaya dan agama. Dengan transendensi, semua dialog menjadi mungkin karena semua pihak setara, tanpa diskriminasi atau pengkotak-kotakan, mereka memiliki tujuan bersama, mereka tertuju kepada sebuah sasaran bersama, “tanpa roh trasendensi”, pihak-pihak yang ada akan bertikai satu sama lain, setiap pihak akan berbuat seolah-olah sebagai pemegang kebenaran. Atau. Mereka bisa berdiri terpisah satu sama lain di bawah dalih pluralisme yang menciptakan ruang untuk hidup berkompetensi bukan berdampingan untuk saling mengisi.
Kebermaknaan transendensi memberikan pemahaman tentang kesatuan dalam keberagaman. Kebermaknaan transendensi memotivasi kesadaran manusia untuk selalu bergerak menggunakan akal budi untuk berpikir, berbicara, bertindak, Karena di dalam masyarakat ada kelas sosial dan didalam kesatuan umat manusia melawan segala pembedaan atas dasar warna kulit, ras atau agama semuanya adalah bentuk-bentuk berdebda dari kesatuan. Kesatuan adalah konsep esensial di balik semua pengalaman kasih sayang, rasa hormat, persahabatan, dedikasi, dam pengorbanan. Perbuatan baik adalah satu yang disepakati oleh makhluk, memberikan makan kepada yang lapar, membantu yang melarat, melindungi yang lemah, menghijaukan padang pasir, membawa air ke daerah gersang. Perbuatan baik adalah ekspresi karunia dalam alam, karena alam bersifat baik diciptakan Tuhan. Tidak hanya perbuatan individual, tetapi komunal, mewujudkan kebaikan untuk semua orang, semuanya ini bisa terwujud kalau kita menggunakan akal budi dengan baik, karena akal budi hak hakiki yang di berikan Tuhan kepada kita Manusia ciptaannya.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Uki Kifli | Bacalah | Bacalah
Copyright © 2011. Uki Media Network :: Berkembang Dalam Tantangan
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger